
Newsletter
Dibombardir Berita Baik, Masihkah Pasar Keuangan Perkasa?
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
28 May 2020 06:02

Jakarta, CNBC Indonesia - Kemarin, pasar keuangan Tanah Air mengalami penguatan seiring dengan bombardir kabar bagus yang datang dari kemajuan pesat di bidang pengembangan vaksin anti-corona, harapan kembali pulihnya ekonomi dalam fase menuju new normal dan rencana tambahan stimulus ekonomi Uni Eropa.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melesat 0,31% setelah di awal-awal perdagangan harus terombang-ambing bahkan sempat tertekan di zona merah. Risk appetite investor cenderung berangsur pulih seiring dengan adanya berbagai sentimen positif yang muncul.
Nilai tukar rupiah yang awalnya terdepresiasi di hadapan dolar greenback pun berhasil ditutup dengan apresiasi di pasar spot. Rupiah mampu melibas dolar AS pada penutupan perdagangan di pasar spot dengan kenaikan 0,41% ke Rp 14.670/US$. Keperkasaan rupiah menghantarkan mata uang Garuda jadi jawara di Benua Asia.
Sementara itu, di pasar surat utang pemerintah (SUN), obligasi rupiah pemerintah RI tenor 10 tahun juga mengalami penguatan harga yang tercermin dari penurunan imbal hasilnya mengingat harga dan imbal hasil memiliki korelasi yang negatif.
Obat kuat pasar finansial dalam negeri sejatinya ada tiga. Pertama, semakin banyak kandidat vaksin yang masuk fase evaluasi klinis. Merck, sebuah perusahaan farmasi multinasional yang bermarkas di New Jersey pada Selasa (26/5/2020) mengatakan bahwa pihaknya memiliki dua kandidat vaksin yang siap diuji coba ke manusia.
Hingga 22 Mei, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat ada 10 kandidat vaksin yang sekarang berada dalam tahap uji klinis. Jumlahnya bertambah dari sebelumnya hanya 8 kandidat di awal bulan.
Sebenarnya masih banyak lagi kandidat lain yang masih berada di tahap preklinis yang jumlahnya mencapai 114. Di antara banyak kandidat vaksin corona tersebut, ada empat kandidat yang ramai diperbincangkan yaitu kandidat vaksin milik Moderna & Cansino Biologics yang dikatakan dapat memicu respon kekebalan tubuh berdasarkan data sementara hasil uji klinisnya.
Kandidat vaksin lain yang juga menjadi sorotan adalah produksi AstraZenecca yang bekerja sama dengan Oxford University. Sebelumnya AstraZenecca dikabarkan akan memproduksi ratusan juta dosis di tahun ini. Sementara yang paling baru ada Novavax yang siap uji klinis.
Virus corona yang menyebabkan terjadinya pandemi saat ini merupakan jenis yang baru walau masih termasuk ke dalam golongan yang sama dengan penyebab SARS & MERS, sehingga vaksin dan obat belum ditemukan.
Memang tidak ada jaminan vaksin dapat mengentaskan pandemi global. Namun vaksinasi saat ini dinilai menjadi kunci utama untuk dapat hidup dengan normal lagi. Walau vaksin belum benar-benar tersedia, beberapa negara terutama di kawasan Benua Biru yang sudah melaporkan penurunan jumlah kasus infeksi corona secara bertahap kembali membuka perekonomiannya.
Di AS, aktivitas ekonomi juga kembali dipacu. Untuk pertama kalinya kemarin para trader kembali menjejakkan kakinya di lantai bursa saham New York, setelah tutup sejak 23 Maret lalu. Beberapa toko ritel di AS juga sudah kembali beroperasi, meski protokol kesehatan masih dijalankan.
Tak hanya negara-negara luar saja yang sudah menyongsong kehidupan era baru new normal, Indonesia pun tak mau kalah. Kunjungan Presiden RI Joko Widodo ke stasiun MRT dan pusat perbelanjaan di Bekasi untuk meninjau kesiapan new normal pun mendapat respons positif dari pasar, walau sebenarnya kasus di Indonesia belum bisa dikatakan menurun.
Sentimen lain yang juga membuat selera investor terhadap risiko berangsur membaik adalah rencana komisi Uni Eropa untuk memberikan paket stimulus tambahan bagi perekonomiannya yang lebur akibat lockdown masal untuk menghentikan penyebaran virus corona.
Lebih banyak sentimen positif membuat pasar sumringah dan seolah mengesampingkan risiko yang datang dari gelombang kedua wabah seiring dengan dilonggarkannya pembatasan dan konflik yang terjadi antara Washington dengan Beijing.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melesat 0,31% setelah di awal-awal perdagangan harus terombang-ambing bahkan sempat tertekan di zona merah. Risk appetite investor cenderung berangsur pulih seiring dengan adanya berbagai sentimen positif yang muncul.
Nilai tukar rupiah yang awalnya terdepresiasi di hadapan dolar greenback pun berhasil ditutup dengan apresiasi di pasar spot. Rupiah mampu melibas dolar AS pada penutupan perdagangan di pasar spot dengan kenaikan 0,41% ke Rp 14.670/US$. Keperkasaan rupiah menghantarkan mata uang Garuda jadi jawara di Benua Asia.
Sementara itu, di pasar surat utang pemerintah (SUN), obligasi rupiah pemerintah RI tenor 10 tahun juga mengalami penguatan harga yang tercermin dari penurunan imbal hasilnya mengingat harga dan imbal hasil memiliki korelasi yang negatif.
Obat kuat pasar finansial dalam negeri sejatinya ada tiga. Pertama, semakin banyak kandidat vaksin yang masuk fase evaluasi klinis. Merck, sebuah perusahaan farmasi multinasional yang bermarkas di New Jersey pada Selasa (26/5/2020) mengatakan bahwa pihaknya memiliki dua kandidat vaksin yang siap diuji coba ke manusia.
Hingga 22 Mei, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat ada 10 kandidat vaksin yang sekarang berada dalam tahap uji klinis. Jumlahnya bertambah dari sebelumnya hanya 8 kandidat di awal bulan.
Sebenarnya masih banyak lagi kandidat lain yang masih berada di tahap preklinis yang jumlahnya mencapai 114. Di antara banyak kandidat vaksin corona tersebut, ada empat kandidat yang ramai diperbincangkan yaitu kandidat vaksin milik Moderna & Cansino Biologics yang dikatakan dapat memicu respon kekebalan tubuh berdasarkan data sementara hasil uji klinisnya.
Kandidat vaksin lain yang juga menjadi sorotan adalah produksi AstraZenecca yang bekerja sama dengan Oxford University. Sebelumnya AstraZenecca dikabarkan akan memproduksi ratusan juta dosis di tahun ini. Sementara yang paling baru ada Novavax yang siap uji klinis.
Virus corona yang menyebabkan terjadinya pandemi saat ini merupakan jenis yang baru walau masih termasuk ke dalam golongan yang sama dengan penyebab SARS & MERS, sehingga vaksin dan obat belum ditemukan.
Memang tidak ada jaminan vaksin dapat mengentaskan pandemi global. Namun vaksinasi saat ini dinilai menjadi kunci utama untuk dapat hidup dengan normal lagi. Walau vaksin belum benar-benar tersedia, beberapa negara terutama di kawasan Benua Biru yang sudah melaporkan penurunan jumlah kasus infeksi corona secara bertahap kembali membuka perekonomiannya.
Di AS, aktivitas ekonomi juga kembali dipacu. Untuk pertama kalinya kemarin para trader kembali menjejakkan kakinya di lantai bursa saham New York, setelah tutup sejak 23 Maret lalu. Beberapa toko ritel di AS juga sudah kembali beroperasi, meski protokol kesehatan masih dijalankan.
Tak hanya negara-negara luar saja yang sudah menyongsong kehidupan era baru new normal, Indonesia pun tak mau kalah. Kunjungan Presiden RI Joko Widodo ke stasiun MRT dan pusat perbelanjaan di Bekasi untuk meninjau kesiapan new normal pun mendapat respons positif dari pasar, walau sebenarnya kasus di Indonesia belum bisa dikatakan menurun.
Sentimen lain yang juga membuat selera investor terhadap risiko berangsur membaik adalah rencana komisi Uni Eropa untuk memberikan paket stimulus tambahan bagi perekonomiannya yang lebur akibat lockdown masal untuk menghentikan penyebaran virus corona.
Lebih banyak sentimen positif membuat pasar sumringah dan seolah mengesampingkan risiko yang datang dari gelombang kedua wabah seiring dengan dilonggarkannya pembatasan dan konflik yang terjadi antara Washington dengan Beijing.
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular