Kemarin Terlemah di Asia, Rupiah Siap Balas Dendam

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
27 May 2020 09:15
Ilustrasi Dollar
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Mood investor yang sedang bagus mendongrak nilai tukar mata uang Tanah Air.

Pada Rabu (27/5/2020), US$ 1 setara dengan Rp 14.735 kala pembukaan pasar spot. Rupiah melemah tipis 0,03% % dibandingkan posisi sehari sebelumnya.

Namun rupiah tidak mau berlama-lama di zona merah. Pada pukul 09:05 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.725 di mana rupiah menguat 0,03%.

Kemarin, rupiah melemah 0,34% di hadapan dolar AS. Maklum, rupiah sepertinya masih jetlag karena empat hari absen dari perdagangan. Investor butuh waktu untuk menyerap seluruh sentimen yang terlewatkan selama rupiah absen sejak Kamis pekan lalu.


Namun hari ini rupiah sepertinya sudah menemukan bentuk permainan terbaiknya. Ini dibantu oleh tingginya minat investor terhadap aset-aset berisiko.

Sinyal ke arah sana sudah terlihat dari Wall Street. Dini hari tadi waktu Indonesia, bursa saham New York ditutup menguat signifikan. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melesat 2,17%, S&P 500 melonjak 1,23%, dan Nasdaq Composite naik 0,17%.

Investor menyambut gembira perkembangan pembuatan vaksin virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Novavax, perusahaan farmasi asal AS, telah melakukan uji coba vaksin tahap pertama kepada manusia dan menargetkan produksi sampai miliaran dosis vaksin ke seluruh dunia pada tahun depan.

Hasil uji coba ini kemungkinan sudah bisa didapat pada Juli. Nantinya, Novavax akan menggandeng lembaga non-profit untuk menyebarkan vaksin ke seluruh dunia.

"Ini adalah kesempatan sekaligus tanggung jawab kami untuk mendistribusikan vaksin ke seluruh dunia," kata CEO Novavax Stanley Erck dalam wawancara dengan CNBC International.

Eksperimen vaksin Novavax pada tahap pertama dilakukan di Australia dengan melibatkan 130 partisipan berusia 18-59 tahun. Tahap kedua akan dilakukan di negara-negara lain, termasuk AS.



Selain itu, rilis data di AS juga membawa optimisme. Pada April, penjualan rumah baru di Negeri Paman Sam naik 0,6% dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 623.000 unit. Jauh lebih baik dibandingkan konsensus pasar yang dihimpun Reuters yang memperkirakan terjadi penurunan 21,9% sekaligus memutus rantai kontraksi (pertumbuhan negatif) yang terjadi dua bulan beruntun.



Properti adalah salah satu indikator penting dalam perekonomian. Sektor ini punya hubungan yang kuat dengan sektor lainnya. Kala penjualan properti naik, maka akan ikut mengerek penjualan semen, baja, keramik, perlengkapan rumah tangga, sampai kredit perbankan.

"Pencadangan kredit kami akan naik signifikan pada pada kuartal II ini," ungkap Jamie Dimon, CEO JPMorgan Chase, seperti dikutip dari Reuters.


Ditambah lagi pelaku pasar semakin yakin bahwa ekonomi bakal bangkit setelah dihajar habis-habisan oleh pandemi virus corona. Perlahan tetapi pasti, keran aktivitas publik mulai dibuka kembali meski secara bertahap.

Di AS, semakin banyak negara bagian yang mengendurkan pembatasan sosial (social distancing). Mulai pekan ini, pusat perbelanjaan di California (negara bagian yang paling ketat menerapkan social distancing) sudah dibuka lagi. Masjid, gereja, dan sinagog pun sudah kembali melayani jamaah.

Namun, protokol kesehatan tetap ditegakkan. Gedung perkantoran dan pusat perbelanjaan baru boleh beroperasi maksimal 25% dari kapasitas, sementara rumah ibadah hanya boleh menampung maksimal 100 jamaah. Jarak antar-manusia juga dijaga minimal 6 kaki (1,8 meter).

Inilah yang disebut dengan kenormalan baru alias new normal. Belum bisa sebebas dulu karena virus corona belum ada penawarnya. Aktivitas harus tetap mematuhi berbagai aturan.

Akan tetapi, setidaknya aktivitas masyarakat sudah mulai bergulir. Ini membawa harapan bahwa nestapa ekonomi yang disebabkan virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut bisa segera berlalu.

"Ketika Anda merangkai semua berita yang ada, hasilnya adalah dorongan," tegas Shawn Ryder, Head of Investment Strategy di Citi Personal Wealth Management, seperti diwartakan Reuters.

Berbagai sentimen positif ini berhasil mendongkrak risk appetite pelaku pasar. Seiring keberanian mengambil risiko, arus modal mengalir ke pasar keuangan negara-negara berkembang Asia. Rupiah pun mendapat berkahnya.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular