
Kemarin Terlemah di Asia, Rupiah Siap Balas Dendam
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
27 May 2020 09:15

Selain itu, rilis data di AS juga membawa optimisme. Pada April, penjualan rumah baru di Negeri Paman Sam naik 0,6% dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 623.000 unit. Jauh lebih baik dibandingkan konsensus pasar yang dihimpun Reuters yang memperkirakan terjadi penurunan 21,9% sekaligus memutus rantai kontraksi (pertumbuhan negatif) yang terjadi dua bulan beruntun.
Properti adalah salah satu indikator penting dalam perekonomian. Sektor ini punya hubungan yang kuat dengan sektor lainnya. Kala penjualan properti naik, maka akan ikut mengerek penjualan semen, baja, keramik, perlengkapan rumah tangga, sampai kredit perbankan.
"Pencadangan kredit kami akan naik signifikan pada pada kuartal II ini," ungkap Jamie Dimon, CEO JPMorgan Chase, seperti dikutip dari Reuters.
Ditambah lagi pelaku pasar semakin yakin bahwa ekonomi bakal bangkit setelah dihajar habis-habisan oleh pandemi virus corona. Perlahan tetapi pasti, keran aktivitas publik mulai dibuka kembali meski secara bertahap.
Di AS, semakin banyak negara bagian yang mengendurkan pembatasan sosial (social distancing). Mulai pekan ini, pusat perbelanjaan di California (negara bagian yang paling ketat menerapkan social distancing) sudah dibuka lagi. Masjid, gereja, dan sinagog pun sudah kembali melayani jamaah.
Namun, protokol kesehatan tetap ditegakkan. Gedung perkantoran dan pusat perbelanjaan baru boleh beroperasi maksimal 25% dari kapasitas, sementara rumah ibadah hanya boleh menampung maksimal 100 jamaah. Jarak antar-manusia juga dijaga minimal 6 kaki (1,8 meter).
Inilah yang disebut dengan kenormalan baru alias new normal. Belum bisa sebebas dulu karena virus corona belum ada penawarnya. Aktivitas harus tetap mematuhi berbagai aturan.
Akan tetapi, setidaknya aktivitas masyarakat sudah mulai bergulir. Ini membawa harapan bahwa nestapa ekonomi yang disebabkan virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut bisa segera berlalu.
"Ketika Anda merangkai semua berita yang ada, hasilnya adalah dorongan," tegas Shawn Ryder, Head of Investment Strategy di Citi Personal Wealth Management, seperti diwartakan Reuters.
Berbagai sentimen positif ini berhasil mendongkrak risk appetite pelaku pasar. Seiring keberanian mengambil risiko, arus modal mengalir ke pasar keuangan negara-negara berkembang Asia. Rupiah pun mendapat berkahnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Properti adalah salah satu indikator penting dalam perekonomian. Sektor ini punya hubungan yang kuat dengan sektor lainnya. Kala penjualan properti naik, maka akan ikut mengerek penjualan semen, baja, keramik, perlengkapan rumah tangga, sampai kredit perbankan.
Ditambah lagi pelaku pasar semakin yakin bahwa ekonomi bakal bangkit setelah dihajar habis-habisan oleh pandemi virus corona. Perlahan tetapi pasti, keran aktivitas publik mulai dibuka kembali meski secara bertahap.
Di AS, semakin banyak negara bagian yang mengendurkan pembatasan sosial (social distancing). Mulai pekan ini, pusat perbelanjaan di California (negara bagian yang paling ketat menerapkan social distancing) sudah dibuka lagi. Masjid, gereja, dan sinagog pun sudah kembali melayani jamaah.
Namun, protokol kesehatan tetap ditegakkan. Gedung perkantoran dan pusat perbelanjaan baru boleh beroperasi maksimal 25% dari kapasitas, sementara rumah ibadah hanya boleh menampung maksimal 100 jamaah. Jarak antar-manusia juga dijaga minimal 6 kaki (1,8 meter).
Inilah yang disebut dengan kenormalan baru alias new normal. Belum bisa sebebas dulu karena virus corona belum ada penawarnya. Aktivitas harus tetap mematuhi berbagai aturan.
Akan tetapi, setidaknya aktivitas masyarakat sudah mulai bergulir. Ini membawa harapan bahwa nestapa ekonomi yang disebabkan virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut bisa segera berlalu.
"Ketika Anda merangkai semua berita yang ada, hasilnya adalah dorongan," tegas Shawn Ryder, Head of Investment Strategy di Citi Personal Wealth Management, seperti diwartakan Reuters.
Berbagai sentimen positif ini berhasil mendongkrak risk appetite pelaku pasar. Seiring keberanian mengambil risiko, arus modal mengalir ke pasar keuangan negara-negara berkembang Asia. Rupiah pun mendapat berkahnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular