Internasional

Disokong Bohir Timur Tengah, McLaren Malah PHK 1.200 Staf

tahir saleh, CNBC Indonesia
27 May 2020 06:40
The 2020 McLaren 600LT Spider Mack Hogan | CNBC
Foto: The 2020 McLaren 600LT Spider Mack Hogan | CNBC

Jakarta, CNBC Indonesia - The McLaren Group, yang memiliki tim Formula 1 dan menjadi salah satu produsen supercar, resmi mengumumkan rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 1.200 staf atau sekitar 25% dari tenaga kerja akibat dampak pandemi Covid-19.

Rencana pemangkasan karyawan ini adalah bagian dari langkah restrukturisasi yang sudah disusun perusahaan akibat pandemi virus corona yang menghantam hampir seluruh bisnis global, termasuk balap mobil tercepat di dunia ini. Selain itu, pemangkasan karyawan ini juga untuk menekan anggaran belanja peserta balapan Formula 1 yang sudah ditetapkan penyelenggara.

Dalam pernyataan resminya, McLaren menegaskan perseroan sangat terdampak pandemi Covid-19 akibat pembatalan gelaran balapan F1, penangguhan manufaktur dan penjualan ritel, serta berkurangnya permintaan pemuktakhiran teknologi yang semuanya menekan pendapatan perusahaan.

"Kami sangat menyesalkan dampak restrukturisasi ini pada semua karyawan kami, terutama mereka yang pekerjaannya mungkin terpengaruh," kata Paul Walsh, Executive Chairman McLaren Group, dalam sebuah pernyataan, dikutip CNBC International, Rabu (27/5/2020).

"[Sebetulnya] ini adalah langkah yang mestinya kita hindari [tak harus PHK], karena kami telah melakukan langkah-langkah penghematan biaya yang dramatis di semua area bisnis. Tapi kami sekarang tidak punya pilihan lain selain mengurangi jumlah tenaga kerja," tegasnya.


PHK tersebut akan dilakukan di seluruh bisnis McLaren, termasuk lini bisnis otomotif dan balap McLaren di seluruh dunia. Beberapa karyawan pendukung dan back office juga akan terpengaruh.

Kabar PHK ini muncul setelah Formula 1 mengungkapkan rencana bulan ini untuk menurunkan batas anggaran belanja tahunan para pabrikan peserta yakni US$ 145 juta atau Rp 2,16 triliun untuk 2021, turun dari sebelumnya US$ 175 juta.

McLaren adalah tim F1 terbaru dari sederet produsen supercar lainnya yang mengumumkan PHK karena terkena dampak coronavirus. Pekan lalu, Rolls Royce dari Inggris juga mengumumkan akan merumahkan 9.000 dari 52.000 pekerjanya untuk beradaptasi dengan pasar penerbangan yang ambles.

MCLaren Group adalah konglomerasi Inggris yang berbasis di Woking, Surrey, Inggris dan didirikan oleh Ron Dennis. Berdasarkan siaran pers McLaren, per Mei 2018, perseroan mengumumkan bahwa pengusaha asal Iran-Kanada Michael Latifi sudah resmi membeli sekitar 10% saham perusahaan dengan investasi sebesar 200 juta poundsterling.

HE Shaikh Khalid bin Abdulla Al Khalifa, Deputy Prime Minister, Chairman of Mumtalakat/Doc.MumtalakatFoto: HE Shaikh Khalid bin Abdulla Al Khalifa, Deputy Prime Minister, Chairman of Mumtalakat/Doc.Mumtalakat
HE Shaikh Khalid bin Abdulla Al Khalifa, Deputy Prime Minister, Chairman of Mumtalakat/Doc.Mumtalakat


Namun saham terbesar atau mayoritas masih dipegang dana abadi (sovereign wealth fund/SWF) milik Bahrain, yakni Bahrain Mumtalakat Holding Company (56,40%).

Sisa saham lainnya dipegang oleh TAG Group Limited (Mansour Ojjeh, pengusaha kelahiran Arab Saudi Perancis) sebesar 14,32%, Nidala (BVI) Limited (Michael Latifi) 9,84%, Favorita Limited 5,78%, Perlman Investments Limited 5,77%, McKal Holdings Ltd 5,24%, dan Acanitt Limited 2,65%.

Adapun Bahrain Mumtalakat pertama kali berinvestasi di McLaren pada 2007 sebagaimana disebut dalam situs resminya. Bahrain Mumtalakat adalah salah satu SWF yang punya portofolio investasi beragam. Pada 2014, SWF ini pernah merilis sukuk US$ 600 juta atau Rp 8,9 triliun untuk tenor 7 tahun. Pada 2018, aset konsolidasinya mencapai US$ 15,5 miliar atau Rp 231 triliun. 

Tahun 2019, SWF Bahrain ini kembali merilis sukuk senilai US$ 600 juta untuk tenor 5 tahun.

[Gambas:Video CNBC]




(tas/sef) Next Article Luhut & Erick Ketemu Investor Raksasa Jepang, Mau Suntik SWF?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular