Terpacu Optimisme 'New Normal', Obligasi RI Kembali Diburu

Haryanto, CNBC Indonesia
26 May 2020 20:15
Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah Indonesia pada Selasa (26/5/2020) terpantau menguat di tengah minat investor terhadap aset pendapatan tetap (fixed income) hingga aset berisiko merespon kondisi new normal yang mulai diterapkan pemerintah.

Optimisme investor kembali tumbuh karena diputarnya kembali roda perekonomian dengan skenario new normal. Perusahaan pelat merah telah menerapkannya melalui Surat Menteri BUMN Nomor: S- 336 /MBU/05/2020 tentang Antisipasi Skenario The New Normal BUMN yang menganjurkan agar per hari ini (26/05/20) para karyawan Badan Usaha Milik Negara yang berusia dibawah 45 tahun dapat bekerja di kantor kembali.

Data Refinitiv menunjukkan penguatan harga surat utang negara (SUN) tercermin dari empat seri acuan (benchmark). Keempat seri tersebut adalah FR0081 bertenor 5 tahun, FR0082 bertenor 10 tahun, FR0080 bertenor 15 tahun dan FR0083 bertenor 20 tahun.

Seri acuan yang paling menguat hari ini adalah FR0083 yang bertenor 20 tahun dengan penurunan yield 8,40 basis poin (bps) menjadi 7,94%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield menjadi acuan keuntungan investor di pasar surat utang dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.

 

Yield Obligasi Negara Acuan 26 Mei'20

Seri

Jatuh tempo

Yield 20 Mei'20 (%)

Yield 26 Mei'20 (%)

Selisih (basis poin)

Yield wajar PHEI 26 Mei'20 (%)

FR0081

5 tahun

7.153

7.131

-2.20

6.6543

FR0082

10 tahun

7.723

7.676

-4.70

7.3513

FR0080

15 tahun

8.053

7.985

-6.80

7.7862

FR0083

20 tahun

8.023

7.939

-8.40

7.8236

Sumber: Refinitiv

 

Sementara sentimen positif juga datang dari perkembangan vaksin penangkal virus corona China. Negeri Tirai Bambu akhirnya mempublikasikan penelitian soal vaksin corona  yang dikembangkannya. Vaksin buatan Beijing Institute Biotechnologies dan CanSino Biological, berhasil memicu terbentuknya antibodi pada puluhan pasien dalam uji klinis tahap awal.

Hasil uji klinis tahap awal ini dipublikasikan di jurnal kesehatan The Lancet pada Jumat lalu (22/5//2020). Vaksin potensial bernama Ad5-nCoV, telah disetujui untuk uji coba manusia pada bulan Maret.

Uji coba dilakukan pada peserta berusia 18 hingga 60 tahun dan menerima dosis rendah, sedang atau tinggi. Ada 36 orang di masing-masing dari tiga kelompok dosis rendah, sedang dan tinggi.Pasien yang mendapat dosis vaksin rendah dan menengah mulai menunjukkan adanya antibodi penawar dibandingkan dengan pasien dalam kelompok dosis tinggi.

Penguatan pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) juga menguat. Indeks tersebut naik 1,03 poin (0,38%) menjadi 271,96 dari posisi kemarin 270,94.

Apresiasi di pasar surat utang hari ini tidak senada dengan pelemahan rupiah di pasar valas. Pada hari Selasa ini (26/5/2020), Rupiah melemah 0,34% dari penutupan sebelumnya. Kini US$ 1 dibanderol Rp 14.730/US$ di pasar spot.

 

Obligasi RI Terbaik Keempat

Naiknya harga SUN senada dengan penguatan di pasar surat utang pemerintah negara maju dan berkembang lainnya, kendati bervariatif. Di antara pasar obligasi negara yang dikompilasi Tim Riset CNBC Indonesia, SBN tenor 10 tahun menjadi yang terbaik keempat.

Dari pasar surat utang negara maju dan berkembang terpantau menguat, yang kesemuanya hampir mencatatkan penurunan tingkat yield, kendati bervariatif.  Surat utang negara yang paling menguat yaitu Brasil, yang mengalami penurunan tingkat yield sebesar 68,50 basis poin (bps). Sementara yang paling melemah adalah surat utang negara Malaysia dengan kenaikan yield sebesar 8,90 bps.

Hal tersebut mencerminkan investor global terus memburu aset pendapatan tetap (fixed income) Tanah Air karena kondisi ekonomi yang mulai berputar kembali dengan skenario new normal.

 

Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang

Negara

Yield 20 Mei'20 (%)

Yield 26 Mei'20 (%)

Selisih (basis poin)

Brasil (BB-)

7.78

7.095

-68.50

China (A+)

2.696

2.7

0.40

Jerman (AAA)

-0.458

-0.436

2.20

Prancis (AA)

-0.014

0.006

2.00

Inggris Raya (AA)

0.232

0.2

-3.20

India (BBB-)

6.041

5.975

-6.60

Jepang (A)

0.007

0.007

0.00

Malaysia (A-)

2.878

2.967

8.90

Filipina (BBB)

3.352

3.228

-12.40

Rusia (BBB)

5.45

5.48

3.00

Singapura (AAA)

0.702

0.734

3.20

Thailand (BBB+)

1.14

1.1

-4.00

Amerika Serikat (AAA)

0.698

0.6965

-0.15

Afrika Selatan (BB+)

9.04

9

-4.00

Sumber: Refinitiv 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(har/har) Next Article Corona Terjang Ekspor Impor, Harga Obligasi RI Tak Berdaya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular