Analisis Teknikal

Hidup dengan New Normal, Benarkah IHSG Akan Bangkit?

Haryanto, CNBC Indonesia
26 May 2020 08:31
Ilustrasi Bursa, Pergerakan Layar IHSG di Gedung BEI Bursa Efek Indonesia  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa, Pergerakan Layar IHSG di Gedung BEI Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah libur Lebaran, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa (26/5/2020) berpotensi menguat tedorong oleh perkembangan terkait pelonggaran lockdown sejumlah negara dan reopening dari perekonomian pasca jumlah kasus melandai.

Sebelumnya, pada perdagangan Rabu kemarin (20/5/2020) yang sekaligus menjadi perdagangan akhir pekan, bursa saham domestik turun tipis sebesar 2,7 poin atau 0,06% ke level 4.545,95 terdorong oleh kontroversi terkait penemuan vaksin Covid-19.

Para ahli menyebut data hasil uji coba tahap awal vaksin Covid-19 pada segelintir orang yang dilakukan oleh perusahaan farmasi AS, Moderna itu tidak bisa dipercayai seutuhnya untuk menilai efektivitasnya.

Berdasarkan catatan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai transaksi pada perdagangan Rabu kemarin sebesar Rp 40,42 triliun, investor asing mulai masuk pasar saham dengan beli bersih (net buy) mencapai Rp 81,71 miliar di pasar reguler dan negosiasi. Ada 212 saham yang membukukan penurunan, sementara sebanyak 161 saham naik dan 174 stagnan.

Saham-saham yang mengalami penurunan di antaranya PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN) (-6,17%), PT Envy Technologies Indonesia Tbk (ENVY) (-4,95%), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) (-4,81%), Sedangkan PT Medco Energi International Tbk (MEDC) (-4,56%) dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) (-4,48%).

 

Kendati IHSG akhir pekan sedikit terkoreski, namun IHSG berhasil menguat 0,85% secara week on week (wow) sepanjang minggu lalu. Nilai transaksi di semua pasar melonjak signifikan akibat adanya crossing saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) senilai Rp 33,4 triliun hasil akuisisi Bangkok Bank.

Sementara dari bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street pada penutupan perdagangan Jumat kemarin (Sabtu pagi waktu Indonesia) bervariasi. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 8,96 poin atau nyaris 0,1% menjadi 24.465,16, Nasdaq naik 39,71 poin atau 0,4% menjadi 9.332,59 dan S&P 500 naik 6,94 poin atau 0,2% menjadi 2.955,45.

Hari Senin kemarin Wall Street libur untuk memperingati Hari Veteran (Memorial Day).

Selama sepekan kemarin kinerja Wall Street cukup positif di tengah optimisme tentang pembukaan kembali ekonomi AS dan kemajuan pada vaksin virus corona. Nasdaq naik 3,4%, sementara Dow dan S&P 500 masing-masing melonjak 3,3% dan 3,2%.

Pada catatan pukul 07:20 WIB Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) kontrak berjangka (futures) naik 0,86% pada 24.633, S&P 50 naik 0,97%  menjadi 2.981, sedangkan Nasdaq Composite 100 menguat 1,08% pada 9.508.

Pada perdagangan pagi ini Selasa (26/5/2020) kenaikan bursa saham Wall Street futures kemungkinan menjadi sentimen positif IHSG untuk masuk zona hijau.

 

Analisis TeknikalFoto: Revinitif
Analisis Teknikal

 

Analisis Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (Hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support), saat ini berada di area pivot mencoba menyentuh level resistance yang artinya ada kenaikan atau rebound.

Level resistance berada di area 4.565 dan berlanjut hingga area 4.605. Sementara untuk melanjutkan tren bearish perlu melewati support yang berada di area 4.520 hingga area 4.485.

Sementara itu, indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) yang menggunakan pergerakan rata-rata untuk menentukan momentum dengan garis MA yang masih bermain di wilayah negatif, cenderung untuk menurun.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. RSI menunjukkan overbought, artinya pergerakan cenderung untuk turun.

Namun garis yang masih berada di atas area 20 dan menukik ke bawah terindikasi adanya penurunan lanjutan.

Secara keseluruhan, dari fundamental terkait kehidupan new normal dan penguatan bursa Wall Street futures dikombinasikan teknikal dengan indikator BB yang mencoba menyentuh level resistance, maka pergerakan IHSG mencoba rebound.

Perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

 

[Gambas:Video CNBC]



 

TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular