Serangan Corona Mulai Reda, Harga Minyak 'Lompat' Nyaris 13%

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
24 May 2020 08:46
Ilustrasi: Labirin pipa dan katup minyak mentah di Strategic Petroleum Reserve di Freeport, Texas, AS 9 Juni 2016. REUTERS / Richard Carson / File Foto
Foto: Labirin pipa dan katup minyak mentah di Strategic Petroleum Reserve di Freeport, Texas, AS 9 Juni 2016. REUTERS / Richard Carson / File Foto
Sedangkan China sudah lumayan lama mengendurkan social distancing. Di Negeri Tirai Bambu, tingkatannya bukan lagi social distancing tetapi sudah karantina wilayah alias lockdown.

Namun dengan jumlah kasus baru yang semakin sedikit, Beijing mulai mencabut lockdown di sejumlah wilayah termasuk Kota Wuhan yang merupakan ground zero penyebaran virus corona. Berbagai aktivitas publik sudah diizinkan kembali, bahkan kegiatan belajar-mengajar.


China adalah negara pertama yang terpukul oleh pandemi virus corona, sekaligus yang pertama untuk bangkit. Kala di negara-negara lain kasus corona terus bertambah hingga mencapai ratusan ribu atau jutaan, kasus di China stabil di kisaran 80.000.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan, jumlah kasus corona di China per 22 Mei adalah 84.520. Bertambah 13 orang atau 0,02% dibandingkan hari sebelumnya. Bahkan ada kalanya jumlah pasien corona di China tidak bertambah, seperti pada 21 Mei. 12 Mei, 9 Mei, dan hari-hari lainnya.



Aktivitas masyarakat yang dimulai lagi membawa harapan ekonomi bisa bersemi setelah melalui 'musim dingin' berbulan-bulan. Ada asa ekonomi bisa bangkit mulai kuartal III-2020, meski belum bisa berlari.

Pemulihan ekonomi akan membutuhkan banyak energi. Konsumsi energi akan meningkat, sehingga harga minyak ikut terdongrak.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular