Jaga Kualitas, Bank Mega: Belum Saatnya untuk Ekspansi Kredit

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
22 May 2020 13:40
Bank Mega Siap Jadi Buku IV di 2025 (CNBC Indonesia TV)
Foto: Bank Mega Siap Jadi Buku IV di 2025 (CNBC Indonesia TV)
Jakarta, CNBC Indonesia- Di tengah pandemi COVID-19 PT Bank Mega Tbk (MEGA) menilai bukan saat yang tepat untuk mengejar ekspansi kredit. Saat ini industri perbankan justru tengah fokus pada restrukturisasi kredit untuk meringankan beban debitur yang terimbas dari pandemi ini.

Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib mengatakan terlalu mengejar ekspansi kredit dinilai tidak sehat bagi dunia usaha dan juga perbankan, apalagi dunia usaha tengah mengalami penurunan produksi dan permintaan. Untuk itu terlalu banyak kredit bisa memberatkan dan tidak baik bagi bank untuk memaksa kredit di masa pandemi ini.


"Saat ini bank konsentrasi melakukan restrukturisasi karena ini masih akan berlangsung sampai Agustus. Kedua, bagaimana kita menjaga kualitas kredit dengan membantu customer," kata Kostaman dalam dialog bersama CNBC Indonesia belum lama ini.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat restrukturisasi kredit pada sektor perbankan telah mencapai Rp 337 triliun rupiah. Di Bank Mega sendiri restrukturisasi kredit mencapai Rp 5,4 triliun 118 ribu debitur.

Bank Mega memang ingin fokus ke UMKM karena UMKM memiliki peran penting dalam menggerakkan ekonomi serta menyerap tenaga kerja. Meski, demikian Kostaman mengatakan jumlah relaksasi kredit yang diberikan saat ini masih sangat kecil bila dibandingkan total kredit yang ada di bank.

Selain UMKM, Bank Mega sendiri juga memberikan restrukturisasi di sektor korporasi. Korporasi di Bank Mega sendiri memiliki komposisi 46% dari total kredit, di mana Outstanding di kuartal I mencapai Rp 24,6 triliun, naik 55% YOY.

"Di Bank Mega ini ada 3 segmen yang menjadi fokus utama. Fokus kami lebih ke kredit infrastruktur yang dijamin pemerintah serta korporasi yang memiliki track record yang baik, kemudian yang kedua join financing. Ketiga segmen kartu kredit," ujar Kostaman.

Meski Kostaman menilai bukan saat yang tepat untuk mengejar ekspansi kredit, pada kuartal I-2020 Bank Mega mampu membukukan kredit tiga kali lipat lebih besar dibandingkan industri perbankan. Pertumbuhan kredit sebesar 23,15% menjadi Rp 53,67 triliun pada Maret 2020, dibandingkan Maret 2019 senilai Rp 43,57 triliun.


Sebelumnya dia pernah mengatakan dalam pertumbuhan kredit ada 2 faktor yang penting, yakni volume dan kualitas kredit. Tahun ini pihaknya masih fokus pada kredit korporasi dan kredit joint finance. Selain itu Bank Mega juga menyalurkan kredit infrastruktur jalan tol yang mendapatkan jaminan dari pemerintah.

"Kalau cuma satu faktor yang dilakukan mungkin mudah, tapi strategi Bank Mega adalah bagaimana mengelola 2 hal ini. Bagaimana secara volume kredit naik, tapi juga menjaga kualitasnya. Ini yang menjadi dan ini yang menjadi strategi kami," ujar Kostaman.
(dob/dob) Next Article Bank Mega Gelar Paparan Kinerja Kuartal I-2020, Apa Hasilnya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular