Ini Dia Emiten LQ45 Pencetak Laba Terbesar & Saham 'Termurah'

Tri Putra, CNBC Indonesia
22 May 2020 14:46
LQ45
Foto: Aristya Rahadian Krisabella

Jakarta, CNBC Indonesia - Tercatat 28 perusahaan yang tercatat sebagai konstituen indeks LQ45 sudah merilis laporan keuangan Kuartal I-2020 yang terganggu kinernja karena terdampak pandemi virus corona (covid-19). Namun bebebrapa emiten masih bisa membukukan laba positif, harga saham sudah relatif murah karena turun tajam, yang tampak dari valuasi price to earning ratio (PER) dan price to book value (PBV)

Seperti diketahui indeks LQ45 ini adalah indeks yang mengukur kinerja harga dari 45 saham yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik.

Perusahaan mana yang merugi? Perusahaan mana yang berhasil membukukan keuntungan? Bagaimana kinerja ke-28 perusahaan di tengah ketidakpastian ekonomi akibat virus Covid-19? Berikut ulasannya.


Ternyata di tengah perekonomian Indonesia yang terdampak parah akibat virus yang menyukai kerumunan ini, seluruh perusahaan yang sudah merilis laporan keuangan kaurtal I-2020 masih membukukan keuntungan dan masih selamat dari pukulan Corona pada ronde pertama tahun ini.

Tidak mengherankan, jika perusahaan yang membukukan keuntungan paling jumbo bergerak di sektor perbankan. Adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang membukukan keuntungan paling tinggi yaitu sebesar Rp 8,16 Triliun pada Kuartal pertama tahun 2020 ini.

Akan tetapi jika dibandingkan dengan valuasi harga sahamnya, perusahaan anggota Indeks LQ45 yang harganya paling 'murah' adalah PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) baik secara Price Earning Ratio (PER) maupun secara rasio harga terhadap nilai buku (Price to Book Value/PBV) yaitu dengan PER sebesar 1.64 dan PBV sebesar 0,30.

Sedangkan perusahaan yang membukukan keuntungan paling rendah adalah PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA). Seperti kita ketahui salah satu dampak dari virus nCov-19 ini adalah pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang menyebabkan gerai-gerai ERAA terpaksa ditutup sementara.

Untuk gelar perusahaan yang harganya paling 'mahal' jatuh kepada PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) Dengan PER sebesar 41,28 dan PBV sebesar 42,59.

 

[Gambas:Video CNBC]




TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp) Next Article Awal Tahun, Indeks LQ-45 Menguat Tinggalkan IHSG yang Memerah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular