IHSG Goyah, Temuan Vaksin Covid-19 Diragukan

Tri Putra, CNBC Indonesia
20 May 2020 09:21
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan terakhir pekan ke-3 di bulan Mei dibuka dari zona hijau pada level 4.558,55 atau kenaikan sebesar 0,21%. Akan tetapi terpantau pada pukul 9:05 WIB IHSG sudah turun ke zona merah di level 4.545,85 atau penurunan sebesar 0,06%.

Lautan Merah dari bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street menyeberang antar benua dan memberikan dampak negatif kepada IHSG. Tiga indeks besar di AS semuanya turun, Dow Jones Industrial Average turun1,59%, S&P500 terdepresiasi 1,05%, sedangkan Nasdaq anjlok 0,54%.

Penurunan di bursa negeri Paman Sam terjadi karena keraguan akan laporan kesuksesan vaksin Moderna Inc juga jadi penyebab lain. Stat News melaporkan sejumlah pakar tidak yakin dengan klaim perusahaan bioteknologi itu.

Pasalnya Moderna tidak melampirkan data, hanya kata-kata saja. Padahal dalam pembuktian penelitian, data menjadi sangat penting.

Hal ini membuat saham Moderna jatuh 10,4%. Sebelumnya Moderna bekerja sama dengan Institut Nasional untuk Alergi dan Penyakit Menular (NIAID) untuk menguji ini.

"Pasar lebih tertarik pada berita kesehatan dibanding data ekonomi," kata kepala strategi pasar di National Securities di New York, Art Hogan, dikutip dari Reuters.
Selain itu tanggapan dari Gubernir Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell akan terjadi pemulihan ekonomi AS secara perahan dan paket stimulus moneter sudah siap dan akan tiba sebentar lagi.

Kabar lain dari Washington yaitu Menteri Keuangan Steven Mnuchin dan Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang bersaksi di depan Komite Perbankan Senat. Kesaksian mereka adalah bagian dari pembaruan yang diperlukan untuk Kongres tentang respons ekonomi terhadap pandemi virus corona.

Mnuchin mengatakan pemerintah "sepenuhnya siap untuk mengambil kerugian" pada dana talangan bisnis terkait virus corona. Kesaksian itu muncul setelah Powell mengatakan kepada CBS "60 Menit" bahwa bank sentral masih memiliki banyak amunisi untuk mendukung perekonomian.

Terlepas dari semua ini, "masih sangat sulit dari sudut pandang mendasar bagi siapa saja untuk menjadi sangat bullish," kata Yousef Abbasi, direktur ekuitas kelembagaan AS di INTL FCStone. "Jika kita mendapatkan lebih banyak data dan kota-kota mulai dibuka kembali ... maka saya akan mengantisipasi lebih banyak kepercayaan di kalangan investor."

Di sisi ekonomi, Departemen Perdagangan AS merilis laporan yang menunjukkan penurunan tajam dalam konstruksi perumahan baru di AS pada bulan April yang anjlok 30,2% ke 891.000 setelah jatuh 18,6% pada Maret. Ekonom memperkirakan persediaan perumahan akan turun 23,8% ke tingkat 927.000 dari 1,216 juta untuk bulan sebelumnya.

 

[Gambas:Video CNBC]



Indeks kontrak berjangka Dow Jones di AS, Dow Futures terpantau turun sebesar 0,6
7% pada pagi hari ini.

Investor asing masih mencatatkan aksi beli bersih tipis hari ini, sejumlah Rp 14 miliar di pasar reguler.Saham yang paling banyak dibeli asing pagi ini adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang sahamnya dibeli bersih asing sebanyak Rp 9 miliar.

Sedangkan mayoritas bursa Asia dipantau bervariatif, Hang Seng Index Hong Kong naik sebesar 0,10%,Nikkei Jepang terapreasi sebesar 0,80%, sedangkan STI Singapore turun sebesar 0,28%,

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/hps) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular