
Gara-gara Corona, MIND ID Tunda Belanja Modal
Savira Wardoyo, CNBC Indonesia
19 May 2020 20:05

Jakarta, CNBC Indonesia - Holding Industri Pertambangan, MIND ID menggeser target penyelesaian proyek-proyek yang terhenti akibat Covid-19. Hal ini turut berdampak pada realisasi belanja modal, yang hanya terserap 10% hingga 20%, dari total yang dianggarkan 900 juta dollar AS.
"Adanya covid ini ada pergeseran dalam hal spending untuk capex, mungkin akan spending di kuartal 3 atau 4, tergantung dari perubahan zona penyebaran virus di setiap wilayah, dimana proyek-proyek kami itu berada,"ungkap Direktur utama MIND ID, Orias Petrus Moedak, kepada CNBC Indonesia, Selasa (19/5).
"Yang bisa digunakan mungkin 10% sampai 20%, dari rencana yang bisa terealisasi", tambahnya.
Rencananya, MIND ID menganggarkan US$ 900 juta tahun ini untuk belanja modal. Dengan adanya Covid-19, proyek tersebut terpaksa dilakukan penyesuaian untuk penjadwalan ulang, pada proyek yang berada di Halmahera, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Tanjung Gading.
Orias menambahkan, mengenai dampak pada industri pertambangan, adanya penurunah harga komoditas, penurunan demand serta produksi batubara dan mineral yang dihasilkan, ikut mengalami penurunan demand.
Dengan demikian, pihaknya tetap menyampaikan kondisi real kepada investor dan juga dampak-dampak secara presentasi yang dapat berakibat pada kemampuan untuk membayar kembali kewajiban yang dihasilkan dari proses penerbitan global bond.
"Itu diterima baik para investor, terbukti demand yang cukup tinggi, kami butuh 2,5 miliar dollar AS, yang masuk itu US$16 miliar," jelasnya.
Pihaknya mengatakan, efisiensi sudah dilakukan pada bulan Maret secara line by line, seperti efisiensi yang timbul secara langsung, yaitu dari traveling. Dengan adanya batasan-batasan di tengah situasi Covid19, lokasi yang berada dari Sumatera hingga Papua, tentu terjadi penghematan yang disebabkan adanya pengurangan yang drastis dari sisi traveling.
Turunnya harga bahan bakar tentu berdampak pada biaya operasional. Adapun pengeluaran modal yang direncanakan tahun ini, dipastikan mundur sampai akhir tahun, tergantung dari zona penyebaran Covid-19. "Secara tidak langsung, efisiensi tersebut membantu dalam hal pengurangan biaya," katanya
(dob/dob) Next Article Ajaib! Kasus Covid-19 Hari Ini Terendah Sejak Awal Januari
"Adanya covid ini ada pergeseran dalam hal spending untuk capex, mungkin akan spending di kuartal 3 atau 4, tergantung dari perubahan zona penyebaran virus di setiap wilayah, dimana proyek-proyek kami itu berada,"ungkap Direktur utama MIND ID, Orias Petrus Moedak, kepada CNBC Indonesia, Selasa (19/5).
"Yang bisa digunakan mungkin 10% sampai 20%, dari rencana yang bisa terealisasi", tambahnya.
Orias menambahkan, mengenai dampak pada industri pertambangan, adanya penurunah harga komoditas, penurunan demand serta produksi batubara dan mineral yang dihasilkan, ikut mengalami penurunan demand.
Dengan demikian, pihaknya tetap menyampaikan kondisi real kepada investor dan juga dampak-dampak secara presentasi yang dapat berakibat pada kemampuan untuk membayar kembali kewajiban yang dihasilkan dari proses penerbitan global bond.
"Itu diterima baik para investor, terbukti demand yang cukup tinggi, kami butuh 2,5 miliar dollar AS, yang masuk itu US$16 miliar," jelasnya.
Pihaknya mengatakan, efisiensi sudah dilakukan pada bulan Maret secara line by line, seperti efisiensi yang timbul secara langsung, yaitu dari traveling. Dengan adanya batasan-batasan di tengah situasi Covid19, lokasi yang berada dari Sumatera hingga Papua, tentu terjadi penghematan yang disebabkan adanya pengurangan yang drastis dari sisi traveling.
Turunnya harga bahan bakar tentu berdampak pada biaya operasional. Adapun pengeluaran modal yang direncanakan tahun ini, dipastikan mundur sampai akhir tahun, tergantung dari zona penyebaran Covid-19. "Secara tidak langsung, efisiensi tersebut membantu dalam hal pengurangan biaya," katanya
(dob/dob) Next Article Ajaib! Kasus Covid-19 Hari Ini Terendah Sejak Awal Januari
Most Popular