Perkasa di Depan Dolar AS, Mata Uang Eropa Letoy Lawan Rupiah

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
19 May 2020 19:51
FILE PHOTO: Euro, Hong Kong dollar, U.S. dollar, Japanese yen, pound and Chinese 100 yuan banknotes are seen in this picture illustration, January 21, 2016.   REUTERS/Jason Lee/Illustration/File Photo
Foto: REUTERS/Jason Lee
Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang Eropa menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (19/5/2020). Kabar vaksin yang menjanjikan mampu menanggulangi virus corona membuat sentimen pelaku pasar membaik, sehingga daya tarik dolar AS sebagai aset aman menurun, dan mata uang Eropa pun menguat.

Pada pukul 19:19 WIB, euro menguat 0,29% ke US$ 1,0943, sementara poundsterling berada di level US$ 1,2225, menguat 0,3% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Yang menarik, baik euro maupun poundsterling malah letoy alias melemah melawan rupiah. Euro melemah 0,16% ke Rp 16.143,88/EUR, sementara poundsterling melemah 0,21% ke Rp 18.030,4/GBP.



Pelemahan mata uang Eropa melawan rupiah tersebut menunjukkan pelaku pasar mengalirkan modalnya ke aset-aset berisiko dengan imbal hasil tinggi seperti rupiah.

Kabar bagus hari ini datang dari perusahaan bioteknologi Moderna di AS yang memproduksi vaksin virus corona. Moderna menyatakan hasil uji klinis pertama vaksin cukup positif. Pasalnya, imun atau antibodi dari 8 orang yang diujicobakan mampu menghasilkan antibodi virus corona.

Perusahaan memulai percobaan manusia fase 1 pertama pada Maret dengan 45 sukarelawan, dan telah disetujui untuk segera memulai fase 2, yang akan melakukan pengujian kepada 600 orang pada akhir Mei atau Juni. Jika semuanya berjalan dengan baik, vaksinnya dapat diproduksi pada awal Juli mendatang.

"Ini adalah temuan yang signifikan, meski hanya fase pertama dan baru melibatkan delapan orang. Percobaan ini mempertimbangkan aspek keamanan, bukan hasil," kata Dr Amesh Adaija, ahli penyakit menular di John Hopkins University, seperti dikutip dari Reuters.


Kabar tersebut tentunya memberikan harapan virus corona bisa segera ditanggulangi dan kehidupan kembali normal, roda perekonomian kembali berputar kencang.

"Sentimen pelaku pasar jauh membaik karena adanya harapan besar dari penemuan vaksin. Volatilitas di pasar saham menurun, dan biaya pinjaman dalam dolar semakin rendah. Hal itu membuat dolar AS rentan melemah, dan memudahkan mata uang lain menguat melawan dolar ketika sentimen membaik," kata Junichi Ishikawa, ahli strategi valas senior di IG Securities Tokyo, sebagaimana dilansir CNBC International.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Melemah Lawan Dolar AS, tapi Ada Kabar Baik buat Rupiah nih!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular