Proyek Gasifikasi Bakrie Capai Rp 30 T, Apa Kabar Punya PTBA?

Monica Wareza, CNBC Indonesia
19 May 2020 13:37
PT Bukit Asam/PTBA. doc PTBA
Foto: PT Bukit Asam/PTBA. doc PTBA

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menyebutkan proyek gasifikasi batu bara miliknya yang bekerja sama dengan PT Pertamina (Persero) dan Air Products and Chemicals, Inc. tetap berjalan. Meski saat ini proyek tersebut masih menunggu ditetapkannya harga jual produk hasil gasifikasi tersebut, yakni Dimethyl Ether (DME).

Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin mengatakan saat ini perusahaan masih menunggu keputusan pemerintah terkait dengan harga jual DME tersebut. Hal ini menjadi salah satu sebab proyek ini masih belum berjalan.

"Kita tetap jalan nunggu keputusan harga dari pemerintah atau Pertamina terkait harga jual DME," kata Arviyan kepada CNBC Indonesia, Selasa (19/5/2020).

Dia menjelaskan, proyek ini rencananya tak hanya akan menghasilkan DME sebagai turunan dari proses gasifikasi batu bara namun juga akan menghasilkan metanol dan monoethylene glycol (MEG).


Arviyan tak dapat memastikan kapan proyek ini akan mulai berjalan, namun dia menegaskan bahwa proyek ini masih on track dan akan segera dimulai. "Segera," tegasnya.

Penandatanganan proyek ini juga terpaksa molor setelah direncanakan akan dilaksanakan pada Maret lalu. Menurut rencana, penandatanganan akan dilakukan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) setelah menggelar pertemuan pemimpin negara ASEAN dengan Amerika Serikat (AS).

"Masih yang program yang lama, memang rencana mau tanda tangan di Amerika sesuai rencana saat presiden menghadiri ASEAN Summit tapi karena ada wabah corona kan Presiden Trump [Donald Trump] tunda acara ini, jadi otomatis akan menyesuaikan nanti," kata Arviyan ketika ditemui di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (3/3/2020).

Saat itu Arviyan menyebutkan bahwa proyek gasifikasi ini seharusnya sudah masuk dalam tahap akhir yakni memulai eksekusi gasifikasi. Namun sayang, karena wabah ini Bukit Asam tak bisa memastikan hingga kapan proyek ini akan molor.

Adapun proyek gasifikasi ini merupakan kerja sama hilirisasi mulut tambang menjadi DME. Melalui teknologi gasifikasi, batu bara akan diubah menjadi syngas (gas sintetis) yang kemudian akan diproses kembali menjadi produk akhir (jadi).


Sebelumnya Air Products juga meneken kerja sama dengan konsorsium Bakrie. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Air Products asal AS menandatangani proyek investasi metanol senilai US$ 2,5 miliar dengan konsorsium Bakrie.

Konsorsium Grup Bakrie yakni PT Bakrie Capital Indonesia (BCI), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Ithaca Resources, bersama dengan Air Products menjalin aliansi strategis membangun industri metanol senilai US$ 2 miliar lebih atau setara Rp 30 triliun (asumsi kurs Rp 14.900/US$) di Batuta Industrial Chemical Park, Bengalon, Kutai Timur, Kalimantan Timur.


"Jadi walau sedang Covid-19 begini, tetap Indonesia itu seksi buat orang lain. Tinggal bagaimana kita buat anunya saja. Tadi pagi [Jumat, 15/5] saya sudah bicara juga dengan Washington, sepakat, tinggal cocokkan waktu saja," kata Luhut, dalam wawancara dengan RRI pada Jumat pekan lalu, dikutip CNBC Indonesia, Senin (18/5/2020)


[Gambas:Video CNBC]


(tas/tas) Next Article Harga Rata-Rata Batu Bara Diproyeksi Lebih Rendah Pada 2020

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular