
Mulai Degdegan! Emiten Butuh Restrukturisasi & Cashflow

Jakarta, CNBC Indonesia - Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) menyebut kondisi arus kas (cashflow) yang seret hingga restrukturisasi perusahaan menjadi kebutuhan para emiten saat ini, terutama yang terdampak dari terhentinya bisnis di tengah pandemi Covid-19.
Bahkan menurut catatan AEI, sedikitnya 50 emiten anggota AEI yang saat ini tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami kesulitan cashflow.
"Ini perusahaan masing-masing sedang mencari jalan agar perusahaan bisa exist. Kondisi saat ini sebagian kecil emiten di sektor pariwisata, transportasi, otomotif mengalami kesulitan", sebut Samsul Hidayat, Direktur Eksekutif AEI, dalam virtual video interview bersama CNBC Indonesia, Senin (18/05/20).
Ia menekankan tidak semua bisnis emiten terdampak karena pandemi, seperti emiten di sektor farmasi, rumah sakit hingga alkohol. Sementara kebutuhan akan stimulus seperti perpanjangan pembayaran utang bisa dilakukan emiten yang masuk kategori sekarat.
"Yang terdampak mungkin ada sekitar 10% emiten anggota AEI yang bergerak di sektor paling terdampak. Namun perlu dipahami bahwa kondisi ketahanan perusahaan berbeda-beda, tergantung kondisi cashflow mereka seperti apa sebelum pandemi", tambahnya.
Selain keringanan yang diberikan oleh kreditor kepada para emiten, stimulus berupa keringanan perpajakan juga satu faktor pendukung lainnya bagi emiten yang terdampak.
AEI menyebut, aksi pemerintah dalam memberikan kebijakan di tengah pandemi dirasa sudah cukup baik. Namun, perlu ditekankan bahwa stimulus tersebut harus diberikan kepada perusahaan yang tepat hingga proses pemulihan (recovery) ekonomi dimulai.
(tas/tas) Next Article AEI: Cashflow Emiten di Bursa Banyak yang Tak Kuat Lagi
