
Sepekan Melemah 1,5%, Kurs Dolar Australia di Rp 9.580/US$
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
15 May 2020 16:43

Jakarta, CNBCÂ Indonesia -Â Nilai tukar dolar Australia tidak banyak bergerak melawan rupiah pada perdagangan Jumat (15/5/2020), meski demikian sepanjang pekan ini pelemahannya cukup tajam.
Pada pukul 15:56 WIB, AU$ setara Rp 9.850,18, dolar Australia melemah tipis 0,08% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Meski hari ini mager, tetapi dalam sepekan, dolar Australia melemah nyaris 1,5%, padahal pemerintah Australia sudah melonggarkan karantina wilayah (lockdown) setelah penyebaran pandemi penyakit virus corona (Covid-19) melambat signifikan.
Perdana Menteri (PM) Australia, Scott Morison Jumat (8/5/2020) lalu mengumumkan akan melonggarkan lockdown dalam tiga tahap, dan membuka seluruhnya di bulan Juli.
Tahap pertama pelonggaran lockdown Australia akan mengizinkan restoran dan kafe kembali beroperasi dan diperbolehkan melayani 10 konsumen dalam satu waktu. Jika tidak terjadi penyebaran kasus, maka tahap kedua akan dimulai dengan mengizinkan gym dan bioskop kembali buka dan melayani 10 konsumen dalam satu waktu.
Tahap ketiga pemerintah akan mengizinkan kerumunan hingga 100 orang dan perkantoran kembali beroperasi. Wisatawan domestik juga akan diizinkan berpergian.
Pelonggaran lockdown tentunya berdampak bagus, roda perekonomian kembali berputar dan perlahan bangkit dari kemerosotan.
Tetapi di sisi lain, juga membuat pelaku pasar was-was akan risiko terjadinya penyebaran pandemi Covid-19 gelombang kedua, China dan Korea Selatan bisa menjadi contoh.
Kedua negara tersebut sebelumnya sudah "menang" melawan virus corona kini harus kembali siaga akibat adanya penambahan kasus baru. Pemerintah China mengambil langkah tegas dengan menerapkan lockdown di Kota Shulan, Provinsi Jilin.
Sementara itu dari Korea Selatan, jumlah kasus hari ini dilaporkan bertambah 26 kasus, padahal beberapa pekan lalu Korsel melaporkan penambahan kasus 1 digit bahkan sempat zero infection. Penyebaran kasus baru di Negeri Ginseng tersebut terjadi di sebuah klub, dan hingga saat ini sudah lebih dari 150 orang dinyatakan positif yang terkait dengan klub tersebut.
Oleh karena itu, pelaku pasar sepertinya mengamati terlebih dahulu apakah akan terjadi kenaikan jumlah kasus atau tidak, sehingga dolar Australia melemah di pekan ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Lagi-Lagi Karena China, Dolar Australia Berjaya Lawan Rupiah
Pada pukul 15:56 WIB, AU$ setara Rp 9.850,18, dolar Australia melemah tipis 0,08% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Meski hari ini mager, tetapi dalam sepekan, dolar Australia melemah nyaris 1,5%, padahal pemerintah Australia sudah melonggarkan karantina wilayah (lockdown) setelah penyebaran pandemi penyakit virus corona (Covid-19) melambat signifikan.
Perdana Menteri (PM) Australia, Scott Morison Jumat (8/5/2020) lalu mengumumkan akan melonggarkan lockdown dalam tiga tahap, dan membuka seluruhnya di bulan Juli.
Tahap ketiga pemerintah akan mengizinkan kerumunan hingga 100 orang dan perkantoran kembali beroperasi. Wisatawan domestik juga akan diizinkan berpergian.
Pelonggaran lockdown tentunya berdampak bagus, roda perekonomian kembali berputar dan perlahan bangkit dari kemerosotan.
Tetapi di sisi lain, juga membuat pelaku pasar was-was akan risiko terjadinya penyebaran pandemi Covid-19 gelombang kedua, China dan Korea Selatan bisa menjadi contoh.
Kedua negara tersebut sebelumnya sudah "menang" melawan virus corona kini harus kembali siaga akibat adanya penambahan kasus baru. Pemerintah China mengambil langkah tegas dengan menerapkan lockdown di Kota Shulan, Provinsi Jilin.
Sementara itu dari Korea Selatan, jumlah kasus hari ini dilaporkan bertambah 26 kasus, padahal beberapa pekan lalu Korsel melaporkan penambahan kasus 1 digit bahkan sempat zero infection. Penyebaran kasus baru di Negeri Ginseng tersebut terjadi di sebuah klub, dan hingga saat ini sudah lebih dari 150 orang dinyatakan positif yang terkait dengan klub tersebut.
Oleh karena itu, pelaku pasar sepertinya mengamati terlebih dahulu apakah akan terjadi kenaikan jumlah kasus atau tidak, sehingga dolar Australia melemah di pekan ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Lagi-Lagi Karena China, Dolar Australia Berjaya Lawan Rupiah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular