
Sempat Hijau, Sesi I IHSG Tak Kuat Hadapi Tekanan Jual Asing

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah setelah sempat sebentar mencoba naik ke zona hijau di titik tertingginya yaitu 4564,15. Dibuka ter koreksi ke level 4.517,45 pada perdagangan Kamis (14/5/2020) IHSG ditutup di sesi 1 pada level 4.538,07 yang merupakan penurunan sebesar 0,36%.
Sementara itu sentimen negatif dari pasar global yang menekan IHSG kembali ke zona merah adalah meningkatnya kembali tensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS)-China dan pesimisme Gubernur The Fed Jerome Powell terhadap ekonomi Amerika Serikat (AS). Ini membuat investor asing kembali keluar dari pasar saham domestik dengan net sell Rp 410,39 miliar di seluruh pasar.
Perjanjian dagang fase I antara AS dan China sepertinya belum bisa mengindikasikan kalau perang dagang sudah berakhir. COVID-19 membuat Presiden AS Donald Trump mengeluarkan sejumlah kecaman dan ancaman ke China.
Kali ini, dalam serial Twitternya, Trump mengatakan kesepakatan perdagangan AS-China yang ia tandatangani pada Januari silam, tidak sebanding dengan kerusakan yang disebabkan oleh pandemi COVID-19. Ia bahkan menyebut berurusan dengan China adalah hal yang mahal dilakukan.
"Kami baru saja membuat Kesepakatan Perdagangan yang hebat, tinta (perjanjian) hampir kering, dan dunia (kini) dilanda wabah dari Cina. 100 Penawaran Dagang tidak akan membuat perbedaan - dan semua nyawa tak berdosa hilang!," katanya dalam akun Twitter @realDonaldTrump.
Meski tidak detil apa yang dimaksud Trump, mantan pengusaha ini dan administrasinya tampaknya memang tak main-main dengan upaya "menjatuhkan" China. Mulai dari investasi, tudingan pencurian vaksin dan juga status quo perang dagang.
Padahal pekan lalu China membebaskan tarif 79 barang AS.
Selain itu, sentimen negatif dari Amerika Serikat (AS), juga menjadi pemicu penurunan ini. Menurut Ketua The Fed, Jerome Powell berkomentar bahwa ekonomi AS masih ada resiko turun yang signifikan pada periode pemulihan dari virus Corona ini.
"Walaupun respons kebijakan ekonomi sudah tepat waktu dan besar, ini bukan fase akhir, mengingat jalan ke depan sangat tidak pasti dan kemungkinan masih ada resiko turun yang sangat signifikan" Ujar Powell Rabu kemarin.
"Kita melihat aktvitas ekonomic mengalami penurunan dan kenaikan lapangan kerja pada satu dekade terakhir sudah hilang semua" Sebut pria yang biasa dipanggil Jay itu, "Perubahan ekonomi ini akan menyebabkan rasa sakit yang sangat sulit untuk di ungkapkan dengan kata-kata, karena hidup orang akan terputar balik di tengah ketidakpastian akan masa depan ini." Tambahnya.
Sementara itu menurut Powell, The Fed tidak tertarik menurunkan suku bunganya menjadi negatif karena kebijakan ini tidak terbukti efektif menanggulangi masalah.
"Kami akan menggunakan instrumen yang kami miliki secara penuh sampai krisis ini terlalui dan pemulihan ekonomi mulai terjadi. Namun suku bunga negatif bukan sesuatu yang kami pertimbangkan," tegasnya. Menurut analis, pernyataan ini membuat pasar yang sebelumnya percaya diri ekonomi bisa cepat kembali ke jalurnya menjadi pesimis.
Kompak ketiga indeks besar di AS semunya turun setelah merespons pernyataan The Fed. S&P 500 koreksi sebesar 1,75%, Nasdaq terdepresiasi sebesar 1,55%, sedangkan Indeks Dow Jones turun sebesar2,17%. Kamis (14/5/2020) Indeks kontrak berjangka Dow Jones, Dow Futures pun masih terus turun 0,07% pada pagi hari ini.
Investor asing kembali melanjutkan aksinya menarik dana mereka keluar dari IHSG.Hal ini ditunjukan dengan aksi jual bersih investor asing pagi hari ini sebanyak Rp 410 miliar.
Saham yang paling banyak dijual asing pagi ini adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang sahamnya dijual bersih asing sebanyak Rp 141 miliar yang menyebabkan saham ini terkoreksi sebesar 2,35% ke level harga 24950.
Sedangkan penurunan serupa terjadi di mayoritas bursa Asia lain seperti, Hang Seng Index Hongkong turun sebesar 1,11%, STI Singapore koreksi sebesar 1,16%, sedangkan Nikkei Jepang turun sebesar 1,17%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp) Next Article Trump Dimakzulkan, IHSG Jadi "Malu-Malu" Menuju 6.500