
Stok Diramal Naik, Harga CPO Terkoreksi
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
14 May 2020 12:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) turun pada perdagangan jelang siang hari ini. Analis meramal stok minyak sawit akan naik untuk bulan Mei. Hal ini menjadi sentimen yang memberatkan harga CPO.
Kamis (14/5/2020), harga CPO kontrak pengiriman Juli 2020 turun 1,03% ke RM 2.011/ton. Harga CPO turun 21 ringgit setelah pada perdagangan kemarin ditutup di RM 2.032/ton menandai kembalinya harga ke level psikologis RM 2.000/ton.
Melorotnya harga komoditas unggulan Indonesia & Negeri Jiran ini dipicu oleh sentimen negatif dari peningkatan stok minyak sawit untuk bulan Mei ini. Analis memperkirakan pertumbuhan produksi Malaysia akan terjadi lebih lambat bulan ini setelah output (produksi) melonjak 18,23% pada April lalu. Kenanga Research memperkirakan output Mei akan tumbuh terbatas sebesar 2,7% dibandingkan bulan lalu.
Walau produksi tumbuh melambat, lemahnya permintaan domestik membuat stok minyak sawit diperkirakan meningkat untuk bulan ini. Bulan lalu stok minyak sawit Malaysia melonjak hingga ke level tertinggi sejak Desember 2019 sebanyak 2,05 juta ton. Tren yang sama masih akan terjadi untuk bulan ini.
Rendahnya harga minyak mentah membuat penggunaan CPO sebagai campuran untuk biodiesel juga menjadi kurang ekonomis. "Jatuhnya harga minyak mentah juga membuat biodiesel dari CPO menjadi kurang kompetitif," kata presiden Asosiasi Biodiesel Malaysia (MBA) U.R. Unnithan.
Dia mengatakan mandat biodiesel di negara-negara penghasil utama sawit yaitu Indonesia dan Malaysia sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya penumpukan stok di tengah penurunan ekspor.
Malaysia sebagai produsen terbesar kedua dunia menunda adopsi mandat B20 nasional (biodiesel dengan campuran minyak kelapa sawit 20%) bulan lalu, karena pembatasan. Sementara itu, Indonesia juga telah mengisyaratkan rencana untuk menunda mandat B40 dan melanjutkan dengan konten 30%.
"Kami tidak akan melihat angka persediaan kurang dari 2 juta ton kecuali penjualan meningkat, tetapi kami tidak melihat apa pun membaik sebelum 2021," kata CEO Asosiasi Kelapa Sawit Malaysia (MPOA) Nageeb Wahab. "Saya khawatir kita akan kembali ke level stok akhir tahun 2018 lebih dari 3 juta ton," kata Nageeb.
Tingginya stok ini membuat harga CPO tertekan ke hingga ke level terendah dalam 9 bulan terakhir. Hong Leong Investment Bank Bhd memproyeksikan harga CPO berada di RM 2.350 per ton tahun ini dan RM 2.400 per ton untuk tahun depan. Sementara itu CGS-CIMB memperkirakan harga CPO akan diperdagangkan di rentang RM 2.000 - RM 2.200/ton untuk bulan ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/hps) Next Article Produksi Naik & Ekspor Turun, Harga CPO Kok Malah Naik?
Kamis (14/5/2020), harga CPO kontrak pengiriman Juli 2020 turun 1,03% ke RM 2.011/ton. Harga CPO turun 21 ringgit setelah pada perdagangan kemarin ditutup di RM 2.032/ton menandai kembalinya harga ke level psikologis RM 2.000/ton.
Walau produksi tumbuh melambat, lemahnya permintaan domestik membuat stok minyak sawit diperkirakan meningkat untuk bulan ini. Bulan lalu stok minyak sawit Malaysia melonjak hingga ke level tertinggi sejak Desember 2019 sebanyak 2,05 juta ton. Tren yang sama masih akan terjadi untuk bulan ini.
Rendahnya harga minyak mentah membuat penggunaan CPO sebagai campuran untuk biodiesel juga menjadi kurang ekonomis. "Jatuhnya harga minyak mentah juga membuat biodiesel dari CPO menjadi kurang kompetitif," kata presiden Asosiasi Biodiesel Malaysia (MBA) U.R. Unnithan.
Dia mengatakan mandat biodiesel di negara-negara penghasil utama sawit yaitu Indonesia dan Malaysia sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya penumpukan stok di tengah penurunan ekspor.
Malaysia sebagai produsen terbesar kedua dunia menunda adopsi mandat B20 nasional (biodiesel dengan campuran minyak kelapa sawit 20%) bulan lalu, karena pembatasan. Sementara itu, Indonesia juga telah mengisyaratkan rencana untuk menunda mandat B40 dan melanjutkan dengan konten 30%.
"Kami tidak akan melihat angka persediaan kurang dari 2 juta ton kecuali penjualan meningkat, tetapi kami tidak melihat apa pun membaik sebelum 2021," kata CEO Asosiasi Kelapa Sawit Malaysia (MPOA) Nageeb Wahab. "Saya khawatir kita akan kembali ke level stok akhir tahun 2018 lebih dari 3 juta ton," kata Nageeb.
Tingginya stok ini membuat harga CPO tertekan ke hingga ke level terendah dalam 9 bulan terakhir. Hong Leong Investment Bank Bhd memproyeksikan harga CPO berada di RM 2.350 per ton tahun ini dan RM 2.400 per ton untuk tahun depan. Sementara itu CGS-CIMB memperkirakan harga CPO akan diperdagangkan di rentang RM 2.000 - RM 2.200/ton untuk bulan ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/hps) Next Article Produksi Naik & Ekspor Turun, Harga CPO Kok Malah Naik?
Most Popular