
Virus Corona Jilid-2 Bikin Mayoritas Bursa Asia Merah

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdagangan bursa saham di kawasan Asia pada Rabu ini (13/5/2020) ditutup bervariatif. Meskipun sebagian besar pembukaan terjadi di zona merah merespons banyaknya sentimen negatif yang datang dari pasar Global.
Memanasnya kembali tensi perang dagang jilid 2 antara Amerika Serikat (AS) dan China menjadi ketakutan tersendiri bagi para pelaku pasar.
Para senator AS, dari partai Republik, mengusulkan undang-undang yang akan memberi wewenang kepada Presiden AS Donald Trump untuk menjatuhkan sanksi kepada China.
Sanksi akan diberikan jika negeri Panda gagal memberikan laporan lengkap soal asal mula mewabahnya corona jenis baru (COVID-19).
Sanksi bisa berupa pembekuan aset, larangan perjalanan, pencabutan visa, pembatasan pinjaman untuk bisnis asal China oleh lembaga AS dan larangan pencatatan di bursa AS.
"Saya yakin China tidak akan pernah bekerja sama secara serius dengan penyelidikan, kecuali dipaksa melakukannya," ujar Senator South Carolina dari partai Republik Lindsey Graham dikutip dari Reuters, Rabu (13/5/2020).
Selain itu ketakutan akan gelombang kedua virus corona juga menjadi alasan para pelaku pasar mengungsikan dana mereka dari aset yang beresiko seperti saham pindah ke asset-asset yang lebih aman (safe haven) seperti surat hutang pemerintah.
Direktur National Institute of Allergy and Infectious Disease, Anthony Fauci mengatakan kepada kongres AS bahwa mereka belum mampu mengatasi virus Corona dan kemungkinan besar belum akan ada pengobatan ataupun vaksin sampai dengan Agustus atau September akhir.
Sementara itu menurut direktur investasi U.S. Bank Wealth Management Bill Northey apa yang dihadapi sekarang dan berberapa minggu lalu adalah optimisme pasar terhadapt dibukanya kembali ekonomi, padahal tidak ada yang tahu skenario apa yang akan terjadi kedepanya.
Di Jepang indeks Nikkei mengalami koreksi 0,49%, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat jumlah kasus corona per12 Mei di Jepang adalah 15.874. Naik 0,48% dibandingkan posisi per hari sebelumnya. Kenaikan 0,48% lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan hari sebelumnya yaitu 0,32%.
Perusahaan yang bergerak di sektor kesehatan Shionogi Pharmaceuticals yang naik sebesar 10,6% berhasil menjadi motor penahan kejatuhan indeks Nikkei.
Penurunan juga terjadi di pasar saham Hong Kong, Hang Seng yang dipantau sudah hampir berada di zona hijau dengan penurunan hanya 0,27% setelah sempat turun di level terendahnya sebesar 0,54% tadi pagi.
Berbanding terbalik dengan teman-teman di Asia, indeks Kospi Korea Selatan mengalami kenaikan sebesar 0.95%.
Terjadi perbaikan di bursa saham Korea Selatan karena rilis jumlah pengangguran di negeri ginseng ini "hanya" 3,8 persen sama seperti di bulan sebelumnya. Pemerintah Korea Selatan juga bersiap untuk menyuntikan dana sebesar 245 triliun Won untuk menggerakan ekonomi yang digerogoti virus Corona.
Raja di bidang kapitalisasi pasar Samsung Electronics naik 1,36% setelah dibuka merah tadi pagi, sedangkan perusahaan produsen chip SK Hynix turun 2,45%. Produsen mobil terkenal Hyundai Motor juga mengalami penurunan 1,17%. Sementara itu di sektor kesehatan Samsung BioLogics naik tinggi sebesar 4,05%.
Dampak pembukaan kembali ekonomi Korea Selatan sendiri ditakutkan menjadi pemicu gelombang kedua virus Corona. Seperti kasus klab malam di Itaewon yang menjadi klaster baru penyebaran nCov-19 di Korea Selatan. Jumlah konfirmasi positif virus Corona yang terkait dengan klab malam ini hari ini naik lagi menjadi 102 orang.
Di negara lain di Asia seperti di China daratan indeks Shanghai Stock Exchangenya mengalami apresiasi sebesar 0,22%, dan di negara tetangga kita Singapore, STI indeksnya dipantau turun 0,58%.
Dari dalam negeri IHSG, ditutup di level 4.542,94 pada penutupan perdagangan Rabu (5/13/20).
(trp/hps) Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!