
Efek Covid-19
Arus Kas Tergerus, Sederet Emiten Ini Kena Downgrade
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
13 May 2020 11:29

Jakarta, CNBC Indonesia - Meningkatnya risiko likuditas perusahaan yang terdampak pandemi seperti sektor pariwisata, properti dan multfinance akibat pandemi Covid-19 menyebabkan lembaga pemeringkat harus menurunkan peringkat (downgrade) surat utang beberapa korporasi.
Mengacu pengumuman yang disampaikan manajemen emiten di sektor pariwisata, PT Panorama Sentrawisata Tbk (PANR) di keterbukaan informasi, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menurunkan peringkat surat utang perseroan menjadi idBBB- dengan outlook negatif dari sebelumnya idBBB+ dengan outlook negatif.
Kondisi ini tak lain disebabkan EBITDA dan dana operasi perusahaan yang melemah pada kuartal I-2020 sebagai risiko dari pandem Covid-19. Pefindo memprediksi, wabah ini juga akan berdampak negatif terhadap pendapatan dan arus kas PANR dalam waktu dekat ini karena kebijakan pembatasan sosial.
Dampak pandemi juga menggerogoti bisnis emiten pengelola Taman Impian Jaya Ancol. Terlihat dari turunnya peringkat surat utang PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) menjadi idA dengan outlook negatif dari sebelumnya idA outlook stabil.
Selanjutnya, perusahaan properti BUMN, PT Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional (Perum Perumnas) juga diturunkan menjadi idSD (Selective Defaulft) dari sebelumnya idBBB dengan outlook stabil, lagi-lagi, dampak Covid-19. Hal ini menyebabkan risiko gagal bayar sejumlah korporasi meningkat karena arus kas yang terguncang.
"Risiko default akibat pandemi tercermin dari perubahan rating yang kita berikan. Kita melihat memang ada kenaikan risiko atau potensi kenaikan risiko dari perusahaan tersebut," kata Senior Vice President Financial Institution Ratings Division PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Hendro Utomo, dalam paparan virtual, Jumat pekan lalu (8/5/2020)
Hendro mencatat, sejumlah emiten yang mengalami perubahan peringkat antara lain BUMN Karya, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dan anak usaha, PT Waskita Toll Road, masing-masing menjadi idA- dengan outlook negatif dan idBBB+ dengan outlook negatif. Tidak hanya itu, PT Adhi Karya Tbk (ADHI) juga direvisi dari sebelumnya idA- dengan outlook stabil menjadi negatif. Penundaan sejumlah proyek infrastruktur dari pemerintah menjadi musababnya.
Tidak hanya itu, bila dilihat secara sektoral, multifinance juga cukup terdampak pandemi Covid-19. Pasalnya, banyak debitur yang mengajukan relaksasi kredit karena pendapatan yang berkurang.
"Selain itu pembiayan multifinance akan cenderung selektif. Dengan kondisi ini kita melihat sektor multifinance secara bisnis cukup terdampak. Untuk perusahaan yang kita rating sebagian besar masih sama, lebih kepada faktor likuiditas," ujarnya.
(hps/hps) Next Article Gelombang Demo Bikin Moody's Downgrade Hong Kong jadi Aa3
Mengacu pengumuman yang disampaikan manajemen emiten di sektor pariwisata, PT Panorama Sentrawisata Tbk (PANR) di keterbukaan informasi, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menurunkan peringkat surat utang perseroan menjadi idBBB- dengan outlook negatif dari sebelumnya idBBB+ dengan outlook negatif.
Kondisi ini tak lain disebabkan EBITDA dan dana operasi perusahaan yang melemah pada kuartal I-2020 sebagai risiko dari pandem Covid-19. Pefindo memprediksi, wabah ini juga akan berdampak negatif terhadap pendapatan dan arus kas PANR dalam waktu dekat ini karena kebijakan pembatasan sosial.
Dampak pandemi juga menggerogoti bisnis emiten pengelola Taman Impian Jaya Ancol. Terlihat dari turunnya peringkat surat utang PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) menjadi idA dengan outlook negatif dari sebelumnya idA outlook stabil.
Selanjutnya, perusahaan properti BUMN, PT Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional (Perum Perumnas) juga diturunkan menjadi idSD (Selective Defaulft) dari sebelumnya idBBB dengan outlook stabil, lagi-lagi, dampak Covid-19. Hal ini menyebabkan risiko gagal bayar sejumlah korporasi meningkat karena arus kas yang terguncang.
"Risiko default akibat pandemi tercermin dari perubahan rating yang kita berikan. Kita melihat memang ada kenaikan risiko atau potensi kenaikan risiko dari perusahaan tersebut," kata Senior Vice President Financial Institution Ratings Division PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Hendro Utomo, dalam paparan virtual, Jumat pekan lalu (8/5/2020)
Hendro mencatat, sejumlah emiten yang mengalami perubahan peringkat antara lain BUMN Karya, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dan anak usaha, PT Waskita Toll Road, masing-masing menjadi idA- dengan outlook negatif dan idBBB+ dengan outlook negatif. Tidak hanya itu, PT Adhi Karya Tbk (ADHI) juga direvisi dari sebelumnya idA- dengan outlook stabil menjadi negatif. Penundaan sejumlah proyek infrastruktur dari pemerintah menjadi musababnya.
Tidak hanya itu, bila dilihat secara sektoral, multifinance juga cukup terdampak pandemi Covid-19. Pasalnya, banyak debitur yang mengajukan relaksasi kredit karena pendapatan yang berkurang.
"Selain itu pembiayan multifinance akan cenderung selektif. Dengan kondisi ini kita melihat sektor multifinance secara bisnis cukup terdampak. Untuk perusahaan yang kita rating sebagian besar masih sama, lebih kepada faktor likuiditas," ujarnya.
(hps/hps) Next Article Gelombang Demo Bikin Moody's Downgrade Hong Kong jadi Aa3
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular