
Efek Corona, Ini Strategi Emiten Ponsel & Elektronik Bertahan

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten peritel gadget dan elektronik PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) mencatat adanya penurunan signifikan dalam hal permintaan konsumen di saat pandemi Covid-19 dan berlangsungnya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Direktur Marketing & Communication ERAA, Djatmiko Wardoyo mengatakan penurunan ini sejalan dengan ditutupnya ribuan gerai milik perseroan mengikuti arahan pemerintah terkait dengan aturan PSBB.
"ERAA memiliki ribuan toko mulai dari multi brand hingga kerja sama dengan gerai. Namun masih ada hal yang bagus, selain kami punya open store, kami juga memiliki online store," sebut Djatmiko dalam virtual video interview dengan CNBC Indonesia, Selasa (12/05/20).
Selain itu perseroan juga merubah model bisnis penjualan yang berbasis offline menjadi semi online, hingga perubahan bisnis penjualan di depo yang telah ditutup.
Meski ada hambatan dengan pemilik tenant (penyewa) terkait biaya penyewaan, perseroan mengaku situasi pandemi merupakan hal yang tidak bisa dihindari dan dialami oleh semua sektor.
Dengan demikian, menurutnya koordinasi antara industri yakni lewat Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) dengan pemerintah diharapkan mampu mengatasi permasalahan serupa.
"Karena ada penutupan toko, ini tentu tidak ada pemasukan dan tidak ada pembayaran. Lalu dari asosiasi sebagai wadah peritel bisa berkomunikasi dengan land lot atau pengelola mal diharapkan bisa dilakukan secara efektif," tambahnya.
"Jadi kami melakukan terobosan seperti penjualan online to offline ke konsumen di radius 10 km. Selain penjualan di e-commerce, kami juga membuka konsep layanan baru toko melalui depo-depo yang telah ditutup," katanya.
Meski akhir dari pandemi tidak bisa diperkirakan, namun pihaknya berharap agar PSBB bisa segera selesai dilakukan sehingga industri bisa mulai berjalan lagi tren new normal.
Sebagai tambahan informasi, Bank Indonesia (BI) mencatat penurunan penjualan ritel sebesar 4,5% secara year-on-year (yoy) di Maret 2020. Sedangkan penurunan lebih dalam yakni sebesar 11,8% diproyeksikan terjadi di April 2020.
Sepanjang tahun lalu, ERAA sebetulnya sudah mencatat penurunan kinerja. Laba bersih ERAA tahun lalu mencapai Rp 295,07 miliar, ambles 65,29% dari periode 2018 yakni sebesar Rp 850,09 miliar. Penurunan laba bersih seiring dengan pendapatan perusahaan yang juga terkoreksi. Pendapatan Erajaya turun 5,18% menjadi Rp 32,94 triliun, dari sebelumnya Rp 34,74 triliun.
(tas/tas) Next Article Streaming! Toko Banyak Tutup, ERAA Harap Subsidi Cegah PHK