
IHSG Awal Pekan Berpotensi Menguat, Ini Sentimen Penggeraknya

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari Senin ini (11/5/2020) berpotensi menghijau merespons kenaikan bursa saham Amerika Serikat (AS) serta rencana pemerintah Indonesia untuk melakukan normalisasi pasca pandemi covid-19 .
Sebelumnya, pada perdagangan hari Jumat (8/5/2020) IHSG ditutup di zona merah yang turun 11,36 poin atau 0,25% ke level 4.597,43 dengan rentang harga tertinggi harian di 4.630,59 dan terendah di 4.586,74. Koreksi terjadi karena kekhawatiran babak baru perang dagang AS-China jilid dua serta suramnya data ekonomi Tanah Air.
Berdasarkan catatan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai transaksi pada perdagangan Jumat kemarin sebesar Rp 6,61 triliun, dengan investor asing masih melakukan aksi jual bersih (net sell) mencapai Rp 812,53 miliar di semua pasar. Ada 210 saham yang mengalami penurunan, sementara stagnan sebanyak 156 dan naik 181 saham.
Saham-saham yang turun di antaranya PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) (-6,04%), PT Barito Pacific Tbk (BRPT) (-5,84), PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO) (-4,13%), Sedangkan PT Ace Harware Indonesia Tbk (ACES) (-3,89) dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) merosot 3,43%.
Dari dalam negeri, investor kemungkinan menyambut positif rencana pemerintah untuk mengembalikan kehidupan masyarakat menuju normal selepas pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) mereda. Meski rencana ini masih berupa proposal, tetapi sudah cukup memberi gambaran kepada pasar bahwa pemerintah punya exit strategy.
"Saat ini Kemenko Perekonomian sedang membahas secara intens dengan Kementerian dan Lembaga terkait guna mematangkan kajian awal tersebut. Dalam waktu dekat Kemenko Perekonomian akan melakukan finalisasi atas Kajian tersebut, dan akan disampaikan kepada masyarakat," demikian ungkap Susiwijono, Sekretaris Menko Perekonomian, dalam keterangan tertulis (8/5).
Sementara dari bursa saham Amerika Serikat (AS) yakni Wall Street pada penutupan perdagangan Jumat kemarin berada di wilayah positif karena investor bertaruh bahwa dampak terburuk dari pandemi virus corona terhadap ekonomi telah berlalu.
Indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 455,43 poin, atau 1,9%, menjadi 24.331,32, S&P 500 naik 1,6%, atau 48,61 poin, menjadi 2.929,80, sedangkan Nasdaq Composite naik 1,5%, atau 141,66 poin, menjadi 9.121,32.
Penguatan Wall Street dipicu oleh semakin banyak negara bagian yang mulai membuka kembali ekonomi mereka dalam dua minggu pertama di bulan Mei, membuat investor optimis bahwa kerusakan ekonomi akibat pandemi telah berakhir.
Melansir dari CNBC Internasional, kepala strategi pasar Prudential Financial, Quincy Krosby mengatakan "Pasar menikmati pembukaan ekonomi, meskipun pada jadwal bertahap tetapi semakin banyak negara yang dibuka."
Sentimen positif di Wall Street juga dibantu setelah Menteri Keuangan Steven Mnuchin dan Perwakilan perdagangan AS Robert Lighthizer berbicara dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He pada Kamis malam tentang perjanjian perdagangan fase satu yang ditandatangani pada Januari 2020 lalu.
Dalam sebuah pernyataan, mereka mengatakan kedua belah pihak "sepakat bahwa meskipun ada darurat kesehatan global saat ini, kedua negara sepenuhnya berharap untuk memenuhi kewajiban mereka berdasarkan perjanjian pada waktu yang tepat."
Pada catatan pukul 07:13 WIB Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) kontrak berjangka (futures) menguat 0,52% pada 24.412, S&P 50 naik 0,38% menjadi 2.939, sedangkan Nasdaq Composite 100 melambung 0,46% pada 9.260.
Pada perdagangan pagi ini Senin (8/5/2020) rebound atau penguatan di bursa saham Wall Street dan rencana normalisasi ekonomi Indonesia kemungkinan menjadi daya dorong IHSG untuk masuk zona hijau.
![]() Analisis Teknikal |
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (Hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support), sudah menyentuh area support, cenderung untuk bergerak rebound.
Level resistance berada di 4.630 dan berlanjut ke area 4.670. Sementara untuk melanjutkan tren bearish perlu melewati support yang berada di area 4.570 hingga area 4.530.
Sementara itu, indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) dengan garis MA yang masih menunjukkan penurunan, ada kecenderungan untuk masih terkoreksi.
Indikator Stochastic yang memberikan sinyal pergerakan arah tren dengan menggunakan area titik jenuh jual (oversold) di bawah area 20 dan jenuh beli (overbought) di atas area 80, menunjukkan oversold, artinya pergerakan kemungkinan untuk menguat atau rebound.
Secara keseluruhan, dari fundamental dengan naiknya bursa saham Wall Street dikombinasikan teknikal dengan Stochastic yang sudah oversold, maka pergerakan IHSG selanjutnya diprediksi untuk rebound atau menguat.
Perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500
