
Bursa Saham RI Babak Belur Pekan Ini, Asing Keluar Rp 1,2 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Tanah Air, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sepekan ini (week-on-week/WoW) terkoreksi 118,97 poin atau 2,59% menjadi 4.597,43 pada penutupan Jumat kemarin dari 4.716,40 di penutupan Kamis (30/4/2020). Pada hari Jumat (1/5/2020) pasar tutup untuk libur Hari Buruh (May Day).
Koreksi IHSG terjadi seiring dengan memburuknya sentimen pelaku pasar di tengah kekhawatiran akan kemungkinan terjadinya babak baru perang dagang AS-China jilid dua serta suramnya data ekonomi Tanah Air.
Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai transaksi pada perdagangan selama sepekan mencapai Rp 33,54 triliun, dengan investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) Rp 1,22 triliun di pasar reguler dan negosiasi.
Saham-saham yang mengalami penurunan sepekan kemarin di antaranya PT Barito Pacific Tbk (BRPT) (-15,68%), PT XL Axiata Tbk (EXCL) (-8,11%), PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) (-6,85%), Sedangkan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) (-5,59%) dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) (-4,76%).
Sentimen negatif sepekan kemarin terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan bisa saja mengenakan bea masuk impor terhadap produk China akibat cara penanganan virus corona yang dilakukan China sehingga menjadi pandemi global.
Hal ini dikatakan Trump dalam konferensi pers dengan wartawan di Gedung Putih, Kamis (30/4/2020) waktu setempat. "Bisa saja melakukan sesuatu dengan tarif," katanya sebagaimana dikutip dari AFP, Jumat (1/5/2020).
Kekhawatiran akan kemungkinan terjadinya babak baru perang dagang AS-China jilid dua tentunya memberikan gejolak di pasar saham dunia termasuk Indonesia. Ketika geopolitik terjadi maka aset aman (safe haven) menjadi pilihan, sehingga investor cenderung menghindari aset berisiko (risk aversion) sementara waktu.
Buruknya kinerja IHSG juga dipicu oleh rilis data dari dalam negeri yang menunjukkan bahwa PMI Manufaktur IHS Markit Indonesia merosot ke 27,5 pada bulan April 2020 dari 45,3 pada Maret. Rilis data ini menjadi yang terlemah sejak survei dimulai pada April 2011.
Selain itu, tingkat inflasi tahunan Indonesia turun menjadi 2,67% pada April 2020, terendah sejak Maret tahun lalu dan di bawah ekspektasi pasar untuk pembacaan 2,77%. Sementara untuk skala bulanan inflasi turun ke 0,08% dari 0,1% di bulan sebelumnya.
Suramnya data ekonomi Indonesia membuat investor dan pelaku pasar pesimisme terhadap kondisi perekonomian Indonesia saat ini dan ke depan di tengah pandemi virus corona, sehingga turun menekan performa IHSG.
![]() IHSG |
Meskipun anjlok selama sepekan kemarin, namun IHSG sempat membukukan penguatan pada perdagangan Selasa (5/5/2020) sebesar 0,54% ke level 4.630,13. IHSG terapresiasi, kendati Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi triwulan I-2020 hanya tumbuh sebesar 2,97% atau jauh di bawah konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia sebesar 4,33% (Year-on-Year/YoY).
Penguatan IHSG tersebut menunjukkan bahwa investor sudah mencerna rilis data PDB tersebut dan melakukan pricing in (memfaktorkannya dalam keputusan trading) ketika melepas saham besar-besaran sebelumnya ketika IHSG tergelincir 2,41% menjadi 4.605,47 pada penutupan perdagangan hari Senin dari penutupan sebelumnya.
Sementara dari bursa saham Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Jumat kemarin berada di wilayah positif karena investor bertaruh bahwa dampak terburuk dari pandemi virus corona terhadap ekonomi telah berlalu.
Indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 455,43 poin, atau 1,9%, menjadi 24.331,32, S&P 500 naik 1,6%, atau 48,61 poin, menjadi 2.929,80, sedangkan Nasdaq Composite naik 1,5%, atau 141,66 poin, menjadi 9.121,32. Untuk minggu ini, Nasdaq meroket 6%, S&P 500 melonjak 3,5% dan Dow Jones melonjak 2,6%.
Penguatan Wall Street dipicu oleh semakin banyak negara bagian yang mulai membuka kembali ekonomi mereka dalam dua minggu pertama di bulan Mei, membuat investor optimis bahwa kerusakan ekonomi akibat pandemi telah berakhir.
Melansir dari CNBC Internasional, kepala strategi pasar Prudential Financial, Quincy Krosby mengatakan "Pasar menikmati pembukaan ekonomi, meskipun pada jadwal bertahap tetapi semakin banyak negara yang dibuka."
Sentimen positif di Wall Street juga dibantu setelah Menteri Keuangan Steven Mnuchin dan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer berbicara dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He pada Kamis malam tentang perjanjian perdagangan fase satu yang ditandatangani pada Januari 2020 lalu.
Dalam sebuah pernyataan, mereka mengatakan kedua belah pihak "sepakat bahwa meskipun ada darurat kesehatan global saat ini, kedua negara sepenuhnya berharap untuk memenuhi kewajiban mereka berdasarkan perjanjian pada waktu yang tepat."
Ke depan sentimen positif dari bursa Wall Street semoga bisa memberikan harapan atau angin segar bagi IHSG untuk melenggang ke zona hijau.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500