
Round Up
Ternyata Jokowi Kaget Tahu Pabrik Sepatu Adidas Lakukan PHK
Lydia Julita Sembiring, CNBC Indonesia
09 May 2020 15:29

Jakarta, CNBC Indonesia - Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di masa pandemi Covid-19 sangat dikhawatirkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Oleh karenanya, dalam berbagai kesempatan ia menyampaikan kepada pengusaha untuk bisa menahan PHK massal dengan berbagai solusi seperti memberikan insentif.
Namun, baru-baru ini terjadi PHK massal di Banten yang dilakukan oleh pabrik sepatu yang berlokasi di Kawasan Industri Jatake, Jatiuwung, Kota Tangerang, Banten, yakni PT Shyang Yao Fung.
PHK massal ini mencuri perhatian masyarakat luas setelah videonya viral di dunia maya. Apalagi, pabrik sepatu ini dikenal sebagai produsen brand sepatu kenamaan dunia yang buyer atau pembelinya antara lain Adidas-Nike.
Presiden Jokowi pun dikabarkan menaruh perhatian terhadap kejadian PHK massal ini. Terutama karena pabrik itu sudah dipercaya oleh sejumlah pembeli besar selama beberapa tahun terakhir.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Eddy Widjanarko kepada CNBC Indonesia. Ia mengaku sempat ada kesimpangsiuran di masyarakat mengenai alasan pabrik tersebut PHK massal. Banyak yang mengira karena dampak Covid-19, termasuk di antaranya Presiden Jokowi.
"Presiden Jokowi juga melihat, disampaikan mudah-mudahan nggak ada PHK, tiba-tiba dengar ada PHK, dia kaget, dia sampaikan ke Menko Perekonomian [Airlangga Hartarto]. Mungkin dikira karena [efek] Covid-19. Menko menelepon saya. Pak benar nggak PHK buat pabrik bangkrut? Saya jawab nggak, bukan karena Covid-19," kata Eddy melalui sambungan telepon.
Ia menegaskan bahwa langkah PHK dari PT Shyang Yao Fung, yang merupakan anggota Aprisindo tersebut bukan karena Covid-19, melainkan memang rencana yang sudah disiapkan sejak lama.
Pabrik itu melakukan relokasi dari Tangerang ke Brebes, Jawa Tengah, karena persoalan upah buruh yang tinggi di Banten dan perluasan pabrik.
"Saya tekankan, PT Shyang Yao Fung pindah bukan karena Covid-19. Namun memang strategi perusahaan yang sudah memiliki rencana sejak beberapa tahun lalu untuk pindah dan membuka perusahaan lebih besar," katanya.
Konsekuensi pindah pabrik, PT Shyang Yao Fung melakukan PHK massal terhadap 2.500 pekerja, yang dilakukan pada Mei 2020, secara bertahap.
(hps/hps) Next Article PHK Hantui Pabrik Sepatu & Tekstil, Begini Nasib Sahamnya
Namun, baru-baru ini terjadi PHK massal di Banten yang dilakukan oleh pabrik sepatu yang berlokasi di Kawasan Industri Jatake, Jatiuwung, Kota Tangerang, Banten, yakni PT Shyang Yao Fung.
PHK massal ini mencuri perhatian masyarakat luas setelah videonya viral di dunia maya. Apalagi, pabrik sepatu ini dikenal sebagai produsen brand sepatu kenamaan dunia yang buyer atau pembelinya antara lain Adidas-Nike.
Presiden Jokowi pun dikabarkan menaruh perhatian terhadap kejadian PHK massal ini. Terutama karena pabrik itu sudah dipercaya oleh sejumlah pembeli besar selama beberapa tahun terakhir.
"Presiden Jokowi juga melihat, disampaikan mudah-mudahan nggak ada PHK, tiba-tiba dengar ada PHK, dia kaget, dia sampaikan ke Menko Perekonomian [Airlangga Hartarto]. Mungkin dikira karena [efek] Covid-19. Menko menelepon saya. Pak benar nggak PHK buat pabrik bangkrut? Saya jawab nggak, bukan karena Covid-19," kata Eddy melalui sambungan telepon.
Ia menegaskan bahwa langkah PHK dari PT Shyang Yao Fung, yang merupakan anggota Aprisindo tersebut bukan karena Covid-19, melainkan memang rencana yang sudah disiapkan sejak lama.
Pabrik itu melakukan relokasi dari Tangerang ke Brebes, Jawa Tengah, karena persoalan upah buruh yang tinggi di Banten dan perluasan pabrik.
"Saya tekankan, PT Shyang Yao Fung pindah bukan karena Covid-19. Namun memang strategi perusahaan yang sudah memiliki rencana sejak beberapa tahun lalu untuk pindah dan membuka perusahaan lebih besar," katanya.
Konsekuensi pindah pabrik, PT Shyang Yao Fung melakukan PHK massal terhadap 2.500 pekerja, yang dilakukan pada Mei 2020, secara bertahap.
(hps/hps) Next Article PHK Hantui Pabrik Sepatu & Tekstil, Begini Nasib Sahamnya
Most Popular