
Labil Luar Biasa, Saat IHSG Tunggu Rilis Cadev

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat pembukaan sempat dibuka menguat 0,20% ke level 4.618,09. Namun penguatan IHGS tak bertahan lama, pada 09:05 WIB IHSG terus turun 0,17% ke level 4.600,52 karena investor masih mencermati sejumlah sentimen dari dalam dan luar negeri.
Bursa saham domestik sebenarnya sempat dapat angin segar, karena dini hari tadi 3 indeks besar di Wall Street ditutup menguat. Indeks Dow Jones Industrial Average yang naik 0,89%, S&P 500 yang terapresiasi sebanyak 1,15%, dan Nasdaq Composite berhasil terbang sebanyak 1,41%.
Reli selama 4 hari terakhir ini mengembalikan indeks Nasdaq ke awal tahun 2020 sebelum COVID-19 menghantam bursa Amerika Serikat (AS).
Kenaikan bursa Wall Street ini disebabkan oleh optimisme para pelaku pasar dengan pelonggaran karantina wilayah di berberapa negara bagian di AS. Bahkan di California, New York, dan Georgia bisnis yang non-esensial sudah mulai boleh beroperasi. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menunjukan dirinya siap membuka kembali ekonomi berapapun harganya.
"Ya saya kira ada kemungkinan (jumlah orang yang meninggal akan meningkat) karena mereka tidak lagi mengunci diri di rumah, tapi bersamaan dengan itu (ketika dibukanya kembali ekonomi) mereka akan mempraktikan pembatasan sosial dan mereka akan rajin mencuci tangan karena selama ini sudah terbiasa" ungkap Trump dalam wawancara dengan ABC News Kamis (6/5/2020).
Pelaku pasar juga mencerna data dari Departemen Tenaga Kerja AS yang menunjukkan penurunan berkelanjutan dalam jumlah klaim baru untuk tunjangan pengangguran. Laporan itu mengatakan klaim pengangguran awal turun menjadi 3,169 juta, penurunan 677.000 dari 3,846 juta periode sebelumnya.
Dari dalam negeri berita yang akan di nanti oleh investor hari ini adalah dirilisnya data cadangan devisa Indonesia oleh Bank Indonesia yang diperkirakan akan menjadi sentimen positif bagi IHSG.
Menurut tradingeconomics cadangan devisa nasional akan meningkat menjadi US$ 131,1 miliar, dari posisi bulan sebelumnya US$ 121,2 miliar. Kenaikan ini dinilai wajar karena pemerintah pada April lalu menerbitkan global bonds senilai US$ 4,3 miliar (sekitar Rp 69 triliun).
Investor asing nampak masih enggan untuk memarkir dananya ke Indonesia dan lebih tertarik melakukan aksi sell in May and go away, hal ini ditunjukan dengan aksi jual bersih investor asing di pasar reguler sebanyak Rp 93 miliar. Saham yang paling banyak dilego asing pagi ini adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang sahamnya dijual bersih asing sebanyak Rp 46 miliar.
(trp/hps) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000