Harga CPO Terendah Sejak 10 Bulan, Tapi Ada Titik Terang

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
07 May 2020 19:34
ilustrasi kelapa sawit
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) ambles lagi pada perdagangan Rabu (6/7/2020) kemarin, hingga ke bawah RM 2.000/ton. Selain itu minyak nabati ini juga menyentuh level terlemah dalam 10 bulan terakhir atau sejak Juli 2019.

Berdasarkan data Refinitiv, CPO untuk kontrak Juli mengakhiri Rabu di level RM 1.946/ton di Bursa Derivatif Malaysia. Level tersebut merupakan yang terlemah sejak 15 Juli 2019. Selain itu, dalam tiga hari terakhir, CPO sudah ambles 6,8%. Sementara secara year-to-date merosot lebih dari 36%.

Sementara pada hari ini, Kamis (7/5/2020) perdagangan di Malaysia libur Hari Raya Sultan Pahang Hol.

Naiknya produksi sementara permintaan yang masih lemah membuat harga CPO nyungsep. Melansir Reuters, Malaysian Palm Oil Association (MPOA) kemarin melaporkan produksi CPO secara keseluruhan di bulan April naik 19.89% dibandingkan bulan sebelumnya. Kenaikan tersebut lebih tinggi dari prediksi Reuters sebesar 15%. 



Pandemi penyakit virus corona (Covid-19) menjadi penyebab utama anjloknya harga CPO. Guna meredam penyebaran Covid-19, banyak negara menerapkan karantina wilayah (lockdown) termasuk negara konsumen utama India. Sepanjang bulan April, impor CPO India dilaporkan ambles 34% menjadi 790.377 ton.

"Produksi meningkat tajam, sementara impor masih lemah, kita akan melihat peningkatan tajam stok yang berdampak negatif pada harga CPO," kata Ivy Ing, kepala riset perkebunan di CIMB Investmen Bank, sebagaimana dilansir Reuters.

Namun, masih ada kabari baik, China yang juga merupakan konsumen terbesar CPO sudah membuka lockdown, sehingga roda perekonomian kembali berputar, sehingga ada harapan permintaan CPO perlahan akan meningkat.

Kabar bagus datang dari China hari ini yang menunjukkan roda perekonomian mulai berputar. Tingkat ekspor China, ekspor dalam denominasi dolar naik 3,5% di bulan April dibandingkan tahun lalu. Sementara pada periode yang sama impor merosot 14,2%. Ekonom yang disurvei Reuters sebelumnya memprediksi ekspor China akan merosot 15,7% du bulan April, sementara impor turun 11,2%.

Malaysia Palm Oil Council (MPOC) juga memprediksi merosotnya permintaan CPO sudah mencapai dasarnya, dan ke depannya permintaan akan kembali meningkat.

"Saya pikir penurunan pemintaan sudah mencapai dasar. Kami yakin permintaan perlahan akan kembali naik," kata Kepala Eksekutif MPOC Kalyana Sundram, sebagaimana dilansir Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Ikuti Minyak, Harga CPO Melesat 1,4%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular