
Harga Emas Masih Naik, tapi Tak Bisa Banyak-banyak
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 May 2020 11:38

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia di pasar spot masih bisa naik pada perdagangan hari ini, tetapi sangat terbatas. Maklum, mood investor sedang bagus sehingga minat terhadap aset-aset aman (safe haven assets) kurang tinggi.
Pada Kamis (7/5/2020) pukul 10:42 WIB, harga emas dunia berada di US$ 1.689,93/troy ons. Naik 0,28% dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Saat ini, investor sepertinya lebih memilih aset-aset berisiko seperti saham. Terlihat dari indeks saham Asia-Pasifik yang cenderung menguat.
Berikut perkembangan indeks saham Asia-Pasifik pada pukul 10:45 WIB:
Salah satu faktor yang membuat investor percaya diri adalah rilis data ekonomi terbaru di China. Pada April 2020, ekspor China tumbuh 3,5% secara year-on-year (YoY), jauh membaik dibandingkan bulan sebelumnya yang terkontraksi (tumbuh negatif) -6.6%.
Data ini menjadi sinyal bahwa ekonomi Negeri Tirai Bambu sudah bisa bangkit setelah babak-belur dihajar pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-2019) pada kuartal I-2020. Pada kuartal tersebut, ekonomi China terkontraksi -6,8%.
China adalah negara pertama yang diserang oleh virus yang bermula dari Kota Wuhan tersebut. Dengan karantina wilayah (lockdown) yang ketat di sejumlah wilayah, China menjadi negara pertama yang pulih.
Dengan posisinya sebagai kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia dan pemain utama di rantai pasok manufaktur global, pemulihan ekonomi di China tentu menjadi kabar gembira. China diharapkan mampu menjadi lokomotif pendorong pertumbuhan ekonomi dunia sehingga bisa keluar dari jurang resesi dalam waktu yang tidak lama.
Narasi keputusasaan yang mulai berganti menjadi harapan membuat investor merasa kurang tepat untuk bermain aman. Sudah saatnya menangguk cuan dari aset-aset berisiko. Akibatnya, kenaikan harga emas menjadi terbatas karena investor kini melirik aset-aset yang bisa memberi keuntungan tinggi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Wow! Harga Emas Dunia Diprediksi Tembus Rp 4,5 Juta/gram
Pada Kamis (7/5/2020) pukul 10:42 WIB, harga emas dunia berada di US$ 1.689,93/troy ons. Naik 0,28% dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Berikut perkembangan indeks saham Asia-Pasifik pada pukul 10:45 WIB:
Salah satu faktor yang membuat investor percaya diri adalah rilis data ekonomi terbaru di China. Pada April 2020, ekspor China tumbuh 3,5% secara year-on-year (YoY), jauh membaik dibandingkan bulan sebelumnya yang terkontraksi (tumbuh negatif) -6.6%.
Data ini menjadi sinyal bahwa ekonomi Negeri Tirai Bambu sudah bisa bangkit setelah babak-belur dihajar pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-2019) pada kuartal I-2020. Pada kuartal tersebut, ekonomi China terkontraksi -6,8%.
China adalah negara pertama yang diserang oleh virus yang bermula dari Kota Wuhan tersebut. Dengan karantina wilayah (lockdown) yang ketat di sejumlah wilayah, China menjadi negara pertama yang pulih.
Dengan posisinya sebagai kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia dan pemain utama di rantai pasok manufaktur global, pemulihan ekonomi di China tentu menjadi kabar gembira. China diharapkan mampu menjadi lokomotif pendorong pertumbuhan ekonomi dunia sehingga bisa keluar dari jurang resesi dalam waktu yang tidak lama.
Narasi keputusasaan yang mulai berganti menjadi harapan membuat investor merasa kurang tepat untuk bermain aman. Sudah saatnya menangguk cuan dari aset-aset berisiko. Akibatnya, kenaikan harga emas menjadi terbatas karena investor kini melirik aset-aset yang bisa memberi keuntungan tinggi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Wow! Harga Emas Dunia Diprediksi Tembus Rp 4,5 Juta/gram
Most Popular