
Semua Mata hingga Semua Market Tertuju pada China (Lagi)

Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup ambles setelah menguat pada pembukaan perdagangan Rabu (6/5/2020), sering dengan volatilitas harga minyak mentah dunia yang juga sempat menguat menyusul ekspektasi pelonggaran karantina wilayah (lockdown) di Negara Adidaya tersebut.
Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 218,45 poin (-0,9%) menjadi 23.664,64 dan S&P 500 terjerembab 0,7% ke 2.848,42. Sebaliknya, indeks Nasdaq masih menguat 0,7% ke 8.854,39 menyusul reli saham-saham teknologi.
Saham Facebook dan Netflix menguat masing-masing sebesar 0,7% dan 2,3%. Saham Amazon melonjak 1,4% sedangkan saham Apple ditutup 1% lebih tinggi.
Koreksi terjadi pada saham energi sehingga indeks saham sektor energi anjlok 2%, menyusul tekanan harga kontrak energi utama dunia tersebut di pasar berjangka, sehingga reli beruntun selama lima hari sebelumnya terhenti.
Harga minyak mentah sempat menguat di kisaran 2-3%, tetapi kemudian terkoreksi dan bergerak variatif. Pagi ini, harga kontrak berjangka (futures) minyak jenis Brent melemah 3,65% menjadi US$ 29,84 per barel sedangkan jenis West Texas Intermediate (WTI) masih menguat 1,25% menjadi US$ 24,29 per barel.
Kabar lumayan bagus juga muncul dari rilis tenaga kerja ADP, di mana jumlah penganggur baru pada April di AS dilaporkan sebanyak 20,2 juta orang, atau lebih baik poling Dow Jones yang memperkirakan 22 juta orang. Namun angka pengangguran tetaplah dinilai sebuah keburukan dalam perekonomian.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Selasa mengakui bahwa rencana pembukaan kembali perekonomian saat ini, yang bertentangan dengan saran ahli kesehatan, akan membahayakan jiwa warga AS.
Namun, dia menilai risiko itu sebagai harga yang wajar demi perpuataran ekonomi, dengan berargumen bahwa ekonomi yang terhenti pun akan memicu kenaikan angka kematian akibat overdosis obat penenang dan bunuh diri.
“Pasar menikmati pembukaan kembali ekonomi, meski dalam jadwal yang bertahap tapi semakin banyak negara yang melakukannya,” ujar Quincy Krosby, kepala perencana pasar Prudential Financial kepada CNBC International.
California akan mengizinkan pembukaan toko pakaian, buku, dan bunga secara terbatas pada Jumat ini, sedangkan New York berencana melonggarkan pembatasan atas aktivitas manufaktur, konstruksi, dan ritel tertentu pekan depan.
(ags/ags)