
Internasional
Laba Jeblok 91%, Disney Kehilangan Rp 21,1 T di Q1-2020
Hidayat Arif Subakti, CNBC Indonesia
06 May 2020 11:39

Jakarta, CNBC Indonesia - Salah satu perusahaan hiburan terbesar di dunia, Walt Disney Co, baru saja dikabarkan kehilangan US$ 1,4 miliar dolar atau sekitar Rp 21,1 triliun (kurs dolar 15.082) pada kuartal pertama (Q1) di tahun ini. Laba perusahaan anjlok 91% menjadi US$ 475 juta dolar dari Januari hingga Maret lalu.
Hal ini merupakan dampak dari merebaknya pandemi COVID-19 yang membuat sejumlah taman bermain milik Disney sepi pengunjung dan ditutup sementara. Ini menjadi pukulan yang cukup keras bagi keuangan perusahaan yang tengah berinvestasi ke layanan media streaming.
Namun, pihak Disney sendiri mengaku optimistis bahwa perusahaan dapat melalui masa pandemi ini. "Kami masih percaya kami bisa menghadapi masalah tersebut dan bisa segera terlepas dari dampak ekonomi yang ditimbulkan," kata Chief Executive Disney, Bob Chapek, sebagaimana dilansir dari AFP, Rabu (6/5/2020).
Akibat Covid-19, pemasukan dan laba Disney memang tumbuh sangat tipis pada Q1 ini. Meski "Frozen II" dan "Star Wars The Rise of Skywalker" telah diluncurkan.
Sejumlah pakar mengatakan Disney sebenarnya cukup terbantu dengan adanya layanan streaming. Namun dibatalkannya sejumlah event olahraga serta sejumlah produksi yang ditunda, mempengaruhi tarif iklan dan pemutusan layanan TV kabel.
(sef/sef) Next Article Saham Disney Melesat, Netflix Terancam Kehilangan Pelanggan
Hal ini merupakan dampak dari merebaknya pandemi COVID-19 yang membuat sejumlah taman bermain milik Disney sepi pengunjung dan ditutup sementara. Ini menjadi pukulan yang cukup keras bagi keuangan perusahaan yang tengah berinvestasi ke layanan media streaming.
Akibat Covid-19, pemasukan dan laba Disney memang tumbuh sangat tipis pada Q1 ini. Meski "Frozen II" dan "Star Wars The Rise of Skywalker" telah diluncurkan.
Sejumlah pakar mengatakan Disney sebenarnya cukup terbantu dengan adanya layanan streaming. Namun dibatalkannya sejumlah event olahraga serta sejumlah produksi yang ditunda, mempengaruhi tarif iklan dan pemutusan layanan TV kabel.
(sef/sef) Next Article Saham Disney Melesat, Netflix Terancam Kehilangan Pelanggan
Most Popular