Dampak Covid-19, PTBA Pangkas Target Produksi & Penjualan

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
04 May 2020 17:43
PT Bukit Asam/PTBA. doc PTBA
Foto: PT Bukit Asam/PTBA. doc PTBA

Jakarta, CNBC Indonesia - Dampak pandemi Covid-19 menyebabkan sektor pertambangan batu bara tertekan karena penurunan harga dan permintaan. Kondisi ini mendorong emiten tambang BUMN, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) berencana merevisi target pendapatan dan penjualan tahun ini.

Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin menuturkan, kinerja perseroan sepanjang triwulan pertama masih membukukan laba bersih Rp 903,2 miliar, meski lebih rendah 25% dari tahun sebelumnya Rp 1,13 triliun.

Penjualan batu bara perseroan tercatat naik 2,1% dari 6,6 juta ton menjadi 6,8 juta ton. Akan tetapi, volume produksi tercatat turun 2,8%.

Arviyan menjelaskan, harga batu bara turun sampai 30% karena permintaan yang melemah. Hal ini terimbas dari pandemi Covid-19 yang menyebabkan sejumlah negara yang menjadi tujuan ekspor PTBA seperti India menerapkan kebijakan karantina wilayah atau lockdown yang dampaknya baru akan kemungkinan terasa di kuartal kedua 2020.


Karenanya, perseroan menyiasatinya dengan membidik alternatif pasar baru seperti Vietnam, Kamboja, Hong Kong dan Taiwan. Selain itu, perseroan juga melakukan efisiensi dar sisi biaya operasional.

"Kita sekarang lagi mempelajari untuk melihat kemungkinan memperbaiki atau merevisi target supaya lebih realistis dan ini sekarang kita exercise. Pada saat kondisi ini seperti ini hampir semua bisnis melakukan revisi terhadap target bisnisnya, bukan hanya penjualan, produksi karena ini pengaruh dari lemahnya permintaan," kata Arviyan, dalam paparan virtual, Senin (4/5/2020).

Selain merevisi target pendapatan dan penjualan, emiten batu bara pelat merah ini juga akan meninjau kembali alokasi belanja modal (capital expenditure/capex) pada tahun ini.

Namun, perseroan memastikan, proyek yang saat ini sudah berjalan, seperti gasifikasi batu bara dan PLTU Mulut Tambang Sumsel 8 tetap berjalan.



"Akan ada perubahan [belanja modal] namun perubahan seperti apa kita review secara keseluruhan dan nanti akan kita sampaikan di paparan Q2-2020," kata Direktur Keuangan Bukit Asam, Mega Satria, pada kesempatan sama.

Pada 3 bulan pertama tahun ini, perseroan sudah menyerap belanja modal Rp 407 miliar dengan perincian sebesar Rp 39 miliar untuk biaya investasi rutin perbaikan alat dan maintenance, dan investasi pengembangan Rp 368 miliar.

Alokasi paling besar dari capex tersebut untuk pengembangan proyek PLTU Mulut Tambang Sumsel 8 sebesar Rp 250 miliar. Adapun total investasi sepanjang tahun 2020 ditargetkan sebesar Rp 4 triliun.

[Gambas:Video CNBC]


(tas/tas) Next Article Pengumuman! Laba PTBA Lompat 58% Jadi Rp12 T di 2022

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular