Analisis Teknikal

Data Inflasi Tak Bergairah, IHSG Bakal Tertekan Lagi

Haryanto, CNBC Indonesia
04 May 2020 12:45
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Jumat 28/2/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Jumat 28/2/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I Senin ini (4/5/2020) ditutup turun 111,06 poin atau 2,35% ke level 4.605,34 merespons rilis data inflasi yang turun ke level 2,67% secara year on year (YoY) di April, dari bulan sebelumnya inflasi tahun ke tahun 2,96%.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada sesi I nilai transaksi tercatat Rp 3,04 triliun dengan jual bersih (net sell) asing sebesar Rp 91,48 miliar di pasar reguler dan negosiasi. Sementara volume transaksi sebanyak 3,1 miliar lembar saham dengan frekuensi sebanyak 318.901 kali transaksi.

Saham-saham yang mengalami penurunan di antaranya saham PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) (-6,88%), PT Modernland Realty Ltd. Tbk (MDLN) (-6,33%), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) (-6,09%), sedangkan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) (-5,79%) dan PT Astra International Tbk (ASII) (-5,71%).

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, tingkat inflasi tahun kalender (Januari-April) 2020 sebesar 0,84% dan tingkat inflasi tahun ke tahun (April 2020 terhadap April 2019) sebesar 2,67%.

Dari 90 kota, BPS melaporkan 39 kota mengalami inflasi dan 51 kota terjadi deflasi.

"Pergerakan inflasi ini tidak biasa dengan pola sebelumnya, tahun lalu masuk Ramadan dan jatuh pada Mei inflasi meningkat tahun ini justru melambat," kata Kepala BPS Suhariyanto, Senin (4/5/2020).


Adapun penyebab inflasi tahun ini karena kenaikan harga bahan pokok dan beberapa barang lainnya. Menurut kelompok makanan dan minuman yang memberikan andil tertinggi ke inflasi adalah bawang merah dengan andil 0,08%, gula pasir andil 0,02%, minyak goreng dan rokok, serta beras masing-masing andil 0,01%.

Sedangkan menurut kelompok perawatan pribadi dan jasa lain yang memberikan andil tertinggi ke inflasi adalah emas dan perhiasan sebesar 0,06%. Kenaikan tertinggi harga emas terjadi di Semarang sebesar 16%.

Selain itu, IHS Markit melaporkan Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia di angka 27,5. Jauh menurun dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 43,5 dan menjadi yang terendah sepanjang pencatatan PMI yang dimulai sejak April 2011.

Kabar buruk lainnya adalah kemungkinan babak baru perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China. Presiden AS, Donald Trump mengatakan bisa saja mengenakan bea masuk impor akibat penanganan virus corona yang dilakukan China sehingga menjadi pandemi.

Bagaimana IHSG di sesi II?

IHSG diperkirakan masih akan tertekan karena rilis data inflasi Tanah Air yang suram dan kemungkinan trade war fase baru antara AS-China.

Simak analisis teknikal di bawah ini.

 

Analisis TeknikalFoto: Revinitif
Analisis Teknikal

 

Analisis Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) periode satu jam (hourly) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support), berada di area pivot, cenderung untuk bergerak turun dan menguji area support. Namun penyempitan garis resistance dan support mengindikasikan pergerakan yang terbatas.

Level support berada di 4.545 dan berlanjut ke area 4.490. Sementara untuk merubah bias menjadi bullish perlu melewati resistance yang berada di area 4.690 hingga area 4.770.

Sementara itu, indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) dengan garis MA yang mencoba berpotongan di bawah area jenuh beli (overbought) cenderung bergerak turun atau melemah.

Indikator Stochastic yang merupakan gambaran mengenai tren pergerakan dengan menggunakan area titik jenuh jual (oversold) di bawah area 20 dan jenuh beli (overbought) di atas area 80, menunjukkan overbought. Artinya pergerakan selanjutnya cenderung untuk menurun atau bearish.

Secara keseluruhan, dari fundamental dengan sentimen negatif dari rilis data inflasi Tanah Air dikombinasikan dengan teknikal dengan Stochastic yang sudah overbought, maka pergerakan IHSG selanjutnya diprediksi masih melemah.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]

 




(har/har) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular