
Reli 4 Hari & AS-China Tegang, IHSG Kebakaran Drop Nyaris 3%
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
04 May 2020 09:06

Jakarta, CNBC Indonesia - Membuka awal pekan ini, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harus tertahan di zona merah setelah reli empat hari beruntun pekan lalu. Bagaimanapun juga sentimen pasar masih campur aduk dan ketidakpastian masih ada.
Senin (4/5/2020), IHSG dibuka di level yang sama dengan penutupan Jumat pekan lalu di 4.716,4. Namun IHSG tak mampu bertahan lama di level tersebut dan akhirnya ambrol ke bawah dengan koreksi 2,94% ke 4.577,45 pada 09.03 WIB.
Sentimen positif masih datang dari kabar manjurnya remdesivir Gilead Science untuk menyembuhkan pasien Covid-19. Gilead Science dikabarkan akan memproduksi 1,5 juta botol obat suntik ini setelah mendapatkan persetujuan FDA.
Di sisi lain, kini pasar fokus ke poros Washington-Beijing. Pasalnya hubungan keduanya berpotensi kembali merenggang. Presiden AS Donald Trump lagi-lagi menyalahkan China atas merebaknya pandemi Covid-19 yang kini telah menginfeksi lebih dari 3,5 juta orang di dunia. Trump menuduh China telah membuat kesalahan besar sehingga menyebabkan virus ganas ini menjangkiti lebih dari 200 negara dan teritori di dunia.
"Pendapat saya adalah mereka melakukan kesalahan. Mereka mencoba menutupinya, mereka berusaha memadamkannya. Ini seperti api, "kata Trump. "Kau tahu, ini benar-benar seperti mencoba memadamkan api dan mereka tidak bisa memadamkan api. " melansir CNBC International.
Trump juga dikabarkan mengancam akan menerapkan tarif tambahan untuk Beijing lantaran tak bisa menerima realitas bahwa wabah Covid-19 telah mengobrak-abrik ekonomi AS hingga memicu melonjaknya angka pengangguran mencapai 30,3 juta orang dan kontraksi ekonomi Paman Sam sebesar 4,8% (annualized) pada kuartal pertama tahun 2020.
Prioritas AS di bawah Trump sekarang lebih ke menyorot peran China yang dianggapnya sebagai sumber masalah utama pandemi yang saat ini merebak. Kesepakatan dagang antara Washington dan Beijing pun dinomor duakan untuk saat ini.
"Kami menandatangani kesepakatan perdagangan di mana mereka seharusnya membeli, dan mereka sebenarnya telah membeli banyak. Namun sekarang itu menjadi prioritas kedua akibat virus ini," kata Trump kepada wartawan. "Situasi [merebaknya] virus tidak dapat diterima" tambahnya sebagaimana diwartakan oleh Reuters.
Sontak kabar tersebut membuat pasar saham AS goyah di hari terakhir perdagangan dengan S&P 500 terkoreksi 0,92%, walau masih dalam tren penguatan sepekan.
Selain sentimen eksternal berupa potensi kembali meletusnya perang dagang antara Washington dan Beijing, berbagai sentimen penggerak pasar juga akan muncul dari dalam negeri seiring dengan rilis berbagai data ekonomi penting seperti PMI Manufaktur Indonesia bulan April, PDB RI kuartal pertama hingga Cadangan Devisa bulan April.
Sektor manufaktur Indonesia mengalami kontraksi yang amat dalam pada April 2020. Hal ini tercermin dari angka PMI Manufaktur RI bulan April yang berada di 27,5 dan menjadi level terendah sejak pertama kali pencatatan pada 2011.
Sebenarnya investor tak akan banyak terkejut melihat data-data tersebut karena sudah mengantisipasinya jauh-jauh hari. Namun karena IHSG sudah menguat empat hari beruntun pekan lalu, kini saatnya rehat dulu seiring dengan adanya potensi profit taking yang dilakukan investor mengingat kondisi belum benar-benar kondusif. Sehingga wajar jika IHSG dibuka di zona merah dan sentimen mixed ini cenderung membuat IHSG bergerak cenderung melemah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article BI Pangkas Bunga Acuan, IHSG Malah DIbuka di Zona Merah
Senin (4/5/2020), IHSG dibuka di level yang sama dengan penutupan Jumat pekan lalu di 4.716,4. Namun IHSG tak mampu bertahan lama di level tersebut dan akhirnya ambrol ke bawah dengan koreksi 2,94% ke 4.577,45 pada 09.03 WIB.
Sentimen positif masih datang dari kabar manjurnya remdesivir Gilead Science untuk menyembuhkan pasien Covid-19. Gilead Science dikabarkan akan memproduksi 1,5 juta botol obat suntik ini setelah mendapatkan persetujuan FDA.
"Pendapat saya adalah mereka melakukan kesalahan. Mereka mencoba menutupinya, mereka berusaha memadamkannya. Ini seperti api, "kata Trump. "Kau tahu, ini benar-benar seperti mencoba memadamkan api dan mereka tidak bisa memadamkan api. " melansir CNBC International.
Trump juga dikabarkan mengancam akan menerapkan tarif tambahan untuk Beijing lantaran tak bisa menerima realitas bahwa wabah Covid-19 telah mengobrak-abrik ekonomi AS hingga memicu melonjaknya angka pengangguran mencapai 30,3 juta orang dan kontraksi ekonomi Paman Sam sebesar 4,8% (annualized) pada kuartal pertama tahun 2020.
Prioritas AS di bawah Trump sekarang lebih ke menyorot peran China yang dianggapnya sebagai sumber masalah utama pandemi yang saat ini merebak. Kesepakatan dagang antara Washington dan Beijing pun dinomor duakan untuk saat ini.
"Kami menandatangani kesepakatan perdagangan di mana mereka seharusnya membeli, dan mereka sebenarnya telah membeli banyak. Namun sekarang itu menjadi prioritas kedua akibat virus ini," kata Trump kepada wartawan. "Situasi [merebaknya] virus tidak dapat diterima" tambahnya sebagaimana diwartakan oleh Reuters.
Sontak kabar tersebut membuat pasar saham AS goyah di hari terakhir perdagangan dengan S&P 500 terkoreksi 0,92%, walau masih dalam tren penguatan sepekan.
Selain sentimen eksternal berupa potensi kembali meletusnya perang dagang antara Washington dan Beijing, berbagai sentimen penggerak pasar juga akan muncul dari dalam negeri seiring dengan rilis berbagai data ekonomi penting seperti PMI Manufaktur Indonesia bulan April, PDB RI kuartal pertama hingga Cadangan Devisa bulan April.
Sektor manufaktur Indonesia mengalami kontraksi yang amat dalam pada April 2020. Hal ini tercermin dari angka PMI Manufaktur RI bulan April yang berada di 27,5 dan menjadi level terendah sejak pertama kali pencatatan pada 2011.
Sebenarnya investor tak akan banyak terkejut melihat data-data tersebut karena sudah mengantisipasinya jauh-jauh hari. Namun karena IHSG sudah menguat empat hari beruntun pekan lalu, kini saatnya rehat dulu seiring dengan adanya potensi profit taking yang dilakukan investor mengingat kondisi belum benar-benar kondusif. Sehingga wajar jika IHSG dibuka di zona merah dan sentimen mixed ini cenderung membuat IHSG bergerak cenderung melemah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article BI Pangkas Bunga Acuan, IHSG Malah DIbuka di Zona Merah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular