
Ada Sinyal Ekonomi RI Bangkit, IHSG Kok Gak Kuat ke 5.400?

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,38% ke 5.310,679 pada perdagangan Selasa kemarin (1/9/2020.
Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 491 miliar di pasar reguler dengan nilai transaksi menyentuh Rp 8 triliun.
Kemarin IHS Markit melaporkan Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia periode Agustus 2020 dilaporkan berada di 50,8. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 46,9.
PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di atasnya berarti ekspansi, sementara di bawah 50 artinya kontraksi.
"(PMI manufaktur Indonesia) naik di atas ambang netral 50 untuk kali pertama sejak Februari, dan menunjukkan peningkatan kondisi kesehatan sektor tersebut. Data PMI rata-rata (48,8) sejauh ini untuk triwulan ketiga mengisyaratkan gambaran manufaktur yang jauh lebih baik jika dibandingkan dengan triwulan kedua," sebut keterangan tertulis IHS Markit.
Kembali berekspansinya sektor manufaktur memberi harapan perekonomian Indonesia akan bangkit dari keterpurukan akibat pandemi penyakit virus corona (Covid-19). IHSG pun berpeluang kembali menguat pada perdagangan hari ini, Rabu (2/9/2020).
Sementara itu dari eksternal, bursa saham AS (Wall Street) yang kembali menguat, dengan indeks S&P 500 dan Nasdaq yang lagi-lagi mecetak rekor tertinggi sepanjang masa pada Selasa kemarin tentunya memberikan angin segar ke pasar Asia hari ini, termasuk IHSG.
Secara teknikal, IHSG kembali ke atas 5.300, setelah indikator stochastic pada grafik 1 jam masuk ke wilayah jenuh jual (oversold). Kini Stochastic sudah mulai keluar dari wilayah oversold.
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
![]() idr |
Artinya ketika oversold, IHSG punya peluang menguat.
Resisten (batas atas) terdekat berada di kisaran Rp 5.330, jika mampu ditembus IHSG berpeluang menguat ke 5.380.
Sementara itu selama tertahan di bawah resisten, IHSG berisiko kembali melemah dengan target ke 5.270. Jika ditembus, IHSG berisiko melemah ke kisaran 5.200.
Support kuat berada di level 5.163 yang merupakan Fibonnaci Retracement 50% pada grafik harian. Salah satu pemicu penguatan IHSG belakangan ini saat level tersebut pada Selasa (11/8/2020) 2 pekan lalu.
![]() jkse |
Fibonnaci tersebut ditarik dari level tertinggi September 2019 di 6.414 ke level terlemah tahun ini 3.911 pada grafik harian. Kala itu, Fib. Retracement 50% menjadi resisten yang kuat, sehingga ketika ditembus secara meyakinkan akan memberikan momentum penguatan.
Untuk jangka panjang, selama tertahan di atas level tersebut IHSG masih cenderung menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ikuti Bursa AS, IHSG Balik ke Level Psikologi 7.000 di Sesi 1