Internasional

Produksi Minyak Rusia Naik Jadi 11,29 Juta bph, Jadi Pangkas?

tahir saleh, CNBC Indonesia
02 May 2020 23:48
Russia's President Vladimir Putin and Saudi Arabia's Crown Prince Mohammed bin Salman are seen during the G20 summit in Buenos Aires, Argentina November 30, 2018. REUTERS/Marcos Brindicci     TPX IMAGES OF THE DAY
Foto: Presiden Rusia Vladimir Putin dan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman terlihat selama KTT G20 di Buenos Aires, Argentina 30 November 2018. REUTERS / Marcos Brindicci

Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia meningkatkan produksi kondensat minyak dan gas (migas) pada April lalu menjadi 46,45 juta ton, atau setara dengan 11,35 juta barel per hari (bph), naik 0,53% dari Maret yakni sebesar 11,29 juta bph, kendati pada Mei ini akan melakukan pemangkasan produksi.

Kantor berita Rusia, Interfax, melaporkan data produksi minyak ini berdasarkan informasi dari Kementerian Energi Rusia. Laporan tersebut, yang juga dikutip CNBC International dan Reuters, menunjukkan angka April adalah output atau produksi rata-rata bulanan tertinggi sejak Januari 2019, ketika itu produksi minyak Rusia menembus 11,38 juta bph.

Reuters menggunakan rasio 1 metrik ton sama dengan 7,33 barel.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), bersama Rusia dan produsen minyak sekutu lainnya atau biasa disebut OPEC+ sudah sepakat pada bulan lalu untuk memangkas produksi minyak secara gabungannya menjadi sekitar 10 juta bph, atau 10% dari pasokan global.

Pemangkasan produksi ini akan dilakukan mulai Mei dan Juni untuk menangani kejatuhan ekonomi dunia akibat dampak dari coronavirus atau Covid-19 yang sudah menjadi pandemi.


Amerika Serikat (AS), Norwegia, Kanada, dan Brasil juga akan ikut menambah pemangkasan produksi ini sehingga total pengurangan produksi minyak menjadi 20 juta bph, atau 20% dari pasokan global, meskipun Covid-19 membuat permintaan komoditas energi ini ambles hingga 30% dan memicu harganya jatuh.

Rusia diperkirakan akan memangkas produksi minyak sebanyak 2,5 juta bph dari produksi baseline mereka yakni mencapai 11 juta bph pada pada Mei ini dan Juni mendatang.

Angka ini mengecualikan produksi kondensat gas, atau minyak mentah yang sangat ringan. Kementerian Energi Rusia tidak mengungkapkan produksi kondensat gas secara terpisah.

Produksi Tatneft berkurang
Selain itu, pada Sabtu (2/5/2020), perusahaan minyak berskala menengah di Rusia, Tatneft juga menyatakan bahwa mereka akan memproduksi sebanyak 1,994 juta ton minyak pada April, turun dari Maret lalu yakni 2,442 juta ton.

Pengurangan produksi ini mencapai sekitar 90.000 bph, atau 16% dari Maret. Hanya saja manajemen Tatneft tidak mengatakan alasan pengurangan output pada bulan lalu.

Namun menurut sumber dan data yang diolah dari Reuters pekan lalu, diketahui bahwa langkah Tatneft memangkas output-nya karena kapasitas penyimpanan sudah penuh, sementara permintaan di Eropa juga lemah.


Perusahaan minyak yang beroperasi di Tatarstan, Rusia tengah ini sebelumnya menjadi andalan utama bagi Negeri Beruang Merah ini untuk memproduksi minyak. Bahkan pada era 1970-an, Tatneft menjadi tumpuan negara itu dengan memproduksi 2 juta bph, membantu Uni Soviet mendanai perlombaan senjata dengan AS kala itu.

Rusia sudah berjanji memenuhi komitmen secara penuh untuk memangkas produksi guna mengurangi pasokan global sehingga harga naik. Dengan demikian output atau produksi minyak diprediksi turun menjadi antara 480 juta dan 500 juta ton, atau 9,6 juta hingga 10 juta bph tahun ini, level penurunan tahunan pertama sejak 2008.

Interfax juga melaporkan, produksi gas alam Rusia di April mencapai 55,14 miliar meter kubik, turun 14,3% dari bulan yang sama tahun sebelumnya. Di sisi lain, ekspor minyak Rusia meningkat 2,2% YoY (year on year) menjadi 83,79 juta ton pada periode Januari-April 2020.

Mengacu data CNBC, harga minyak berjangka (futures) jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni 2020, yang menjadi patokan pasar AS, diperdagangkan di level US$ 19,69/barel atau naik 4,51% pada perdagangan Kamis (30/4). Tapi secara year to date, harga minyak WTI ambles 66%. Sementara minyak Brent untuk patokan Asia dan Eropa di level US$ 26,44/barel, atau minus 58% secara year to date.

[Gambas:Video CNBC]




(tas/tas) Next Article Duel Panas! Rusia VS Arab, Siapa Jagoan Minyak?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular