
Trump Ancam Naikkan Tarif China, Perang Dagang Berkobar Lagi?

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bahwa menaikkan tarif pada China merupakan pilihan yang bisa diambilnya sebagai cara untuk membalas China yang dianggapnya telah gagal menangani wabah virus corona (COVID-19).
"Banyak hal terjadi sehubungan dengan China. Kami tidak senang, jelas dengan apa yang terjadi. Ini adalah situasi yang buruk - di seluruh dunia, 183 negara. Tapi kita akan banyak bicara tentang itu. Ini tentu saja pilihan. Ini tentu saja pilihan," kata Trump kepada wartawan, Jumat (1/5/2020).
Trump telah sering kali menyampaikan ketidaksukaannya pada China akibat merebaknya wabah COVID-19 yang berasal dari Wuhan, ibu kota provinsi Hubei. Trump bahkan secara terang-terangan mencurigai virus itu berasal dari sebuah laboratorium yang ada di Wuhan, sebuah hal yang dengan tegas ditentang China.
Akibat kerugian ekonomi yang diderita AS dan nyawa yang hilang karena COVID-19, Trump juga telah mengatakan bahwa AS mungkin akan menuntut China untuk membayar kompensasi dalam jumlah besar.
Terbaru, Trump mengatakan dirinya telah memiliki bukti COVID-19 terkait dengan Laboratorium Virologi Wuhan. "Ya, ya saya lihat (bukti). Saya tidak bisa memberi tahu Anda tentang ini. Saya tidak diizinkan memberi tahu kepada Anda (wartawan) soal ini."
Menurut South China Morning Post, Trump juga mengatakan bisa saja men-default kewajiban utang AS ke China seperti banyak diberitakan, sebagai salah satu cara untuk membuat China membayar kerugian yang ditimbulkan wabah corona.
"Saya bisa melakukan hal yang sama tetapi bahkan untuk lebih banyak uang, hanya mengenakan tarif," katanya.
Ancaman mengenai memberlakukan tarif sendiri telah membuat ketakutan akan perang dagang AS-China terjadi lagi. Bahkan menurut Cailin Birch, ekonom global di The Economist Intelligence Unit, ancaman itu bukan sekedar bualan Trump belaka.
Apalagi jika kelak ia memenangkan pemilihan ulang pada November mendatang dan jika wabah COVID-19 mewabah lagi dan semakin merugikan ekonomi AS.
"Ini bukan ancaman kosong," kata Birch, mengutip Forbes. "Ketegangan AS-China akan memburuk lagi."
(sef/sef) Next Article Ending Perang Dagang Angan Semu, Ini Penegasan China!
