
Habis Bayar Pesangon, Rugi Indosat Bengkak di Q1-2020

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten penyedia jasa layanan telekomunikasi, PT Indosat Tbk (ISAT) membukukan kerugian bersih Rp 605,61 miliar pada periode 3 bulan pertama tahun ini atau kuartal I-2020.
Kerugian ini meningkat 51,70% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 292,50 miliar akibat meningkatnya beban untuk membayar pesangon dari pemutusan hubungan kerja (PHK) 677 karyawan.
Kian dalamnya rugi bersih perseroan juga berimbas kepada rugi per saham dasar menjadi minus Rp 111,45 per saham dari sebelumnya minus Rp 53,83 per saham.
Mengacu laporan keuangan yang dipublikasikan, pada kuartal pertama 2020, Indosat masih mencatatkan kenaikan pendapatan 7,31% menjadi Rp 6,52 triliun dari sebelumnya Rp 6,04 triliun.
Secara rinci, pendapatan ini dikontribusi dari lini bisnis seluler Rp 5,37 triliun, multimedia, komunikasi data, internet sebesar Rp 1 triliun dan telekomunikasi tetap Rp 143 miliar.
Namun, beban penghasilan perseroan juga mengalami kenaikan sebesar 8,18% menjadi Rp 6,32 triliun dari tahun sebelumnya Rp 5,80 triliun. Salah satunya, dikontribusikan dari pembayaran pesangon pemutusan kontrak kerja sebesar Rp 379,16 miliar, sehingga di pos karyawan, beban meningkat menjadi Rp 893,15 miliar dari tahun lalu Rp 369,23 miliar.
Sebelumnya, Head Corporate Communications Indosat Ooredoo, Turina Farouk menyatakan, kebijakan PHK karyawan tersebut sebagai bagian reorganisasi agar Indosat fokus menyesuaikan kebutuhan pasar.
Misalnya saja, lanjut Turina, pegawai yang sebelumnya bekerja di divisi penangangan jaringan kini dialihkan ke pihak ketiga atau penyedia jasa manage service, cara ini menjadi pilihan Indosat untuk merampingkan SDM di beberapa fungsi bisnis.
"Reorganisasi menyesuaikan dengan kebutuhan pasar. Dalam disrupsi teknologi seperti saat ini ada bagian-bagian yang sudah tidak dibutuhkan lagi," terang Turina kepada CNBC Indonesia, Kamis (2/4/2020).
Total aset perusahaan yang dipimpin Ahmad Al-Neama ini, pada periode yang berakhir 31 Maret 2020 sebesar Rp 60,87 triliun, turun dari periode Maret 2019 sebesar Rp 62,81 triliun. Sedangkan, liabilitas dan ekuitas pada periode yang sama masing-masing sebesar Rp 47,73 triliun dan Rp 13,14 triliun.
Melihat pergerakan saham bersandi ISAT ini, dalam sebulan terakhir menguat cukup signifikan 48,39% ke posisi Rp 2.300 per saham. Namun, sejak awal tahun masih terkoreksi 21,31% dan investor asing melakukan jual bersih Rp 24,48 miliar di seluruh pasar.
(tas/tas) Next Article Analis: Menara Dijual, Wajar Jika Indosat Rumahkan Karyawan