Efek Covid-19

197 Mal Terpaksa Tutup, Kinerja Saham Emiten Mal Babak Belur

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
29 April 2020 16:28
Summarecon Mall Bekasi
Foto: dok. Summarecon Mall Bekasi

Jakarta, CNBC Indonesia - Pusat perbelanjaan menjadi salah satu sektor yang terkena dampak kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Setidaknya, menurut Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), ada 197 mal yang terpaksa harus tutup sementara di Tanah Air untuk mencegah penularan Covid-19.

APPBI menyatakan, dalam penutupan sementara mal-mal ini, hanya tenant (penyewa) yang menjual kebutuhan pokok dan kesehatan yang boleh tetap beroperasi.

Bagaimana dampaknya ke emiten pengelola mal yang sahamnya juga tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI)?

Saham pengelola mal Gandaria City dan Kota Kasablanka (Kokas) yakni PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), misalnya juga melemah selama sepekan terakhir sebesar 3,72% ke posisi Rp 360/saham. Secara year to date atau tahun berjalan pelemahan saham PWON lebih dalam lagi, 51,35% dengan investor asing melakukan jual bersih Rp 75,76 miliar di seluruh pasar.

Tidak hanya itu saja, pengelola Plaza Indonesia, PT Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN), selama sepekan, sahamnya terkoreksi 14,81% ke posisi Rp 2.300/saham. Sejak awal tahun, pelemahan saham PLIN bahkan mencapai 30,30%, kendati investor asing melakukan beli bersih Rp 290 juta.

[FORUM] Kenapa sih makan di kokas gak pernah gak antri?Foto: beautynesia
[FORUM] Kenapa sih makan di kokas gak pernah gak antri?


Sementara itu, pengelola mal di bawah bendera Lippo Group, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) turut merasakan dampak kebijakan pembatasan sosial. Terlihat dari pergerakan saham LPKR yang melemah 37,60% sejak awal tahun, sedangkan sepekan terakhir saham perseroan menguat 16,92% di Rp 149/saham.


Meski demikian, pada Rabu ini (29/4/2020), saham LPKR menguat secara harian 6,43%. Saham anak usahanya, PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) juga naik hari ini 0,74% di level Rp 685/saham. Namun year to date, saham LPCK terjun 33%.

Emiten pengelola mal Central Park, Senayan City, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN), sahamnya juga terkoreksi cukup dalam 41,81% sejak awal tahun ke posisi Rp 103/saham.

Saham PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), perusahaan pengelola mal Summarecon, juga melemah 58% year to date di level Rp 424/saham, dan saham PT Sentul City Tbk (BKSL) stagnan di level Rp 50/saham.

Anggota Dewan Penasihat Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO), Tutum Rahanta berpendapat, penutupan sejumlah mal akan berdampak pada tidak tercapainya target pendapatan perusahaan penyewa pusat perbelanjaan pada tiga bulan pertama tahun ini.

"Itu sudah pasti, tapi berapa besar kerugiannya belum dapat kita prediksi karena PSBB masih berjalan, sedangkan pengeluaran masih terus berlangsung," katanya kepada CNBC Indonesia, Rabu (29/4/2020).

Karena itu, HIPPINDO mengusulkan agar kebijakan PSBB dapat dilonggarkan agar penyewa bisa kembali beroperasi untuk menyelamatkan arus kas yang terguncang selama masa pandemi Covid-19.

"Ini bukan hanya penutupan toko, ada karyawan, utility dan berbagai faktor lainnya. PSBB sebisa mungkin dilonggarkan kalau bisa sebelum Idul Fitri untuk sedikit mendapat pendapatan tahun ini, tentu akan sangat menolong," katanya.


[Gambas:Video CNBC]




(tas/tas) Next Article Pemilik Mal Kokas-Gancit Rilis Obligasi Rp 1,5 T, Kupon 4,8%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular