Efek Covid-19

Traffic Jasa Marga Ambles 35%, THR & Remunerasi Aman!

Monica Wareza, CNBC Indonesia
28 April 2020 16:27
Ruas Jalan Tol JORR 2 Milik Kelompok Usaha Jasa Marga
Foto: Ruas Jalan Tol JORR 2 Milik Kelompok Usaha Jasa Marga (Ist Jasa Marga via CNBC Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Operator jalan tol PT Jasa Marga Tbk (JSMR) memprediksi traffic tol akan turun 35% akibat adanya pembatasan transportasi untuk menurunkan penyebaran Covid-19. Penurunan ini terjadi untuk seluruh tol yang dioperasikan Jasa Marga.

VP Corcom Jasa Marga Dwimawan Heru mengatakan penurunan traffic ini terjadi sebagai dampak dari turunnya mobilitas manusia secara drastis karena kebijakan yang diambil pemerintah untuk menangani Covid-19 di Indonesia. Namun demikian perusahaan mengharapkan akan segera terjadi recovery usai kebijakan tersebut dicabut.

"Traffic memang turun persentase beragam mulai dari Jakarta-Cikampek, Trans Jawa dan [tol] di luar Jawa. Tapi secara umum 35% turunnya," kata Dwimawan dalam diskusi dengan CNBC Indonesia TV, Selasa (28/4/2020).

Namun demikian perusahaan tetap optimis akan terjadi recovery segera seperti pengalaman yang terjadi pada periode krisis dua dekade yang lalu di mana selalu terjadi pertumbuhan usai masa krisis berlalu.


Akibat turunnya lalu lintas di tol ini, perusahaan mau tak mau melakukan review kembali terhadap target-target perusahaan yang telah dipatok sebelumnya. Selain itu perusahaan juga terpaksa memangkas alokasi dana untuk belanja operational (operational expenditure/opex) dan belanja modal (capital expenditure/capex).

Beberapa biaya yang terpaksa dipangkas tahun ini adalah biaya umum administrasi dan biaya pelatihan karyawan yang sementara dialihkan menjadi pelatihan daring.

Tak ada pemangkasan gaji
Namun demikian, Dwimawan memastikan tak akan ada pemotongan remunerasi dan tunjangan hari raya (THR) bagi karyawan kendati pendapatan perusahaan di tahun ini akan menipis.

"Sampai sekarang kami commit tidak ada PHK dan tidak ada pemotongan remunerasi. Jadi masih full, THR juga full," tegasnya.

Dia menegaskan, sebagai perbandingan, pada krisis 1998 juga terjadi penurunan traffic. Namun pada krisis 2008 justru traffic berjalan baik.


"Tahun 98 turun hanya 20%, 2008 malah kami tetap naik, tetap growth lalin-nya [lalu lintas]. Jadi berdasarkan pengalaman kami growth lalin tetap naik bahkan saat ekonomi slowdown dan penjualan mobil turun jadi kami tetap steady [tenang]," katanya.

"Tinggal gimana kami menjaga cash flow [arus kas] artinya pengurangan revenue ini untuk menjaga target EBITDA [laba sebelum pajak, bunga, amortisasi dan depresiasi] harus review dan pengetatan opex dan capex."


[Gambas:Video CNBC]




(tas/tas) Next Article Butuh Capex Rp 7 T, Jasa Marga Siap Lepas 3 Ruas Tol Rp 3 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular