
Melemah Cuma 0,46%, tapi Rupiah Terburuk di Asia
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
28 April 2020 16:15
![[THUMB] Harga Minyak Drop](https://awsimages.detik.net.id/visual/2020/04/21/66f2d703-9b16-4791-8862-6031cc90c168_169.jpeg?w=900&q=80)
Upaya rupiah untuk bangkit terhalang oleh memburuknya sentimen pelaku pasar setelah harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) kembali ambrol hari ini. Senin kemarin harga minyak WTI ambrol sekitar 25%, sementara pada tadi berlanjut ambrol lagi lebih dari 18% ke US$ 10,46/barel.
Akibatnya sentimen pelaku pasar kembali memburuk, dan rupiah menjadi tertekan.
Harga minyak mentah biasanya dijadikan acuan tingkat aktivitas ekonomi global, sebab ketika roda perekonomian berputar dengan cepat, permintaan minyak mentah untuk industri akan menjadi tinggi, dan harga minyak mentah akan naik.
Sebaliknya, ketika harga minyak mentah terus menurun, itu artinya permintaan rendah dan roda perekonomian melambat, atau bahkan terhenti sehingga tidak ada permintaan minyak mentah.
Kondisi tersebut terjadi akibat pandemi virus corona (Covid-19) yang membuat negara-negara mengambil kebijakan karantina wilayah (lockdown).
Tapi Eropa dan Amerika Serikat sudah mulai melonggarkan lockdown, yang menjadi salah satu pemicu penguatan rupiah belakangan ini.
Sejak pekan lalu, beberapa negara di Eropa seperti Spanyol, Italia, Jerman, dan Belanda sudah mengumumkan akan membuka lockdown pada bulan Mei. Beberapa negara bahkan sudah mengizinkan warganya untuk kembali beraktivitas meski masih terbatas.
Beberapa negara bagian di AS juga mulai membuka lockdown. Gubernur New York, Andrew Cuomo, mengatakan lockdown akan dibuka dalam beberapa fase setelah Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit (CDC) melaporkan jumlah pasien rawat inap sudah menurun dalam 14 hari terakhir.
Fase satu, New York dunia usaha di bidang konstruksi dan manufaktur akan diizinkan kembali beraktivitas. Fase kedua dunia usaha perlu rencana untuk beroperasi kembali, termasuk memiliki pengaman individual serta menerapkan social distancing.
Kemudian Gubernur Ohio, Mike DeWine, mengatakan sektor ritel dan jasa bisa kembali beroperasi pada 12 Mei.
Selain itu, negara bagian Alaska, Georgia, South Carolina, Tennessee dan Texas sudah mengizinkan restoran dan beberapa usaha lainnya untuk kembali beroperasi.
Dilonggarkannya lockdown di Eropa dan AS tentunya membuat roda perekonomian perlahan kembali berputar, dan bisa segera keluar dari jurang resesi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
Akibatnya sentimen pelaku pasar kembali memburuk, dan rupiah menjadi tertekan.
Harga minyak mentah biasanya dijadikan acuan tingkat aktivitas ekonomi global, sebab ketika roda perekonomian berputar dengan cepat, permintaan minyak mentah untuk industri akan menjadi tinggi, dan harga minyak mentah akan naik.
Kondisi tersebut terjadi akibat pandemi virus corona (Covid-19) yang membuat negara-negara mengambil kebijakan karantina wilayah (lockdown).
Tapi Eropa dan Amerika Serikat sudah mulai melonggarkan lockdown, yang menjadi salah satu pemicu penguatan rupiah belakangan ini.
Sejak pekan lalu, beberapa negara di Eropa seperti Spanyol, Italia, Jerman, dan Belanda sudah mengumumkan akan membuka lockdown pada bulan Mei. Beberapa negara bahkan sudah mengizinkan warganya untuk kembali beraktivitas meski masih terbatas.
Beberapa negara bagian di AS juga mulai membuka lockdown. Gubernur New York, Andrew Cuomo, mengatakan lockdown akan dibuka dalam beberapa fase setelah Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit (CDC) melaporkan jumlah pasien rawat inap sudah menurun dalam 14 hari terakhir.
Fase satu, New York dunia usaha di bidang konstruksi dan manufaktur akan diizinkan kembali beraktivitas. Fase kedua dunia usaha perlu rencana untuk beroperasi kembali, termasuk memiliki pengaman individual serta menerapkan social distancing.
Kemudian Gubernur Ohio, Mike DeWine, mengatakan sektor ritel dan jasa bisa kembali beroperasi pada 12 Mei.
Selain itu, negara bagian Alaska, Georgia, South Carolina, Tennessee dan Texas sudah mengizinkan restoran dan beberapa usaha lainnya untuk kembali beroperasi.
Dilonggarkannya lockdown di Eropa dan AS tentunya membuat roda perekonomian perlahan kembali berputar, dan bisa segera keluar dari jurang resesi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular