Bos Triputra: Jurus Bertahan Saat Corona, Perkuat Cash Flow!

Monica Wareza, CNBC Indonesia
28 April 2020 13:11
Masker Face Shield (CNBC Indonesia/Trisusilo)
Foto: Masker Face Shield (CNBC Indonesia/Trisusilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Manajemen Triputra Group, konglomerasi bisnis yang dibangun oleh taipan Theodore Permadi (TP) Rachmat, menegaskan kondisi bisnis di tengah pandemi corona (Covid-19) saat ini sebagai silent war sehingga harus dijalani dengan hati-hati.

Satu poin yang menjadi hal paling penting untuk diperhatikan adalah kondisi arus kas atau cash flow perusahaan sehingga bisa bertahan dalam jangka waktu panjang.

CEO Triputra Group Hadi Kasim mengatakan seluruh pelaku bisnis di seluruh dunia akan merasakan dampak yang sama, namun hal ini harus bisa diantisipasi dengan baik oleh perusahaan dan pemegang saham (shareholder). Di tengah kondisi ini perusahaan harus dalam kondisi prima dengan kondisi keuangan yang baik.

CEO Triputra Group Hadi Kasim/TriputraFoto: CEO Triputra Group Hadi Kasim/Triputra
CEO Triputra Group Hadi Kasim/Triputra


"Yang pasti sekarang market turun, slow jadi pasti setiap perusahaan kekurangan cash flow kecuali yang punya simpanan besar. Prinsipnya pemerintah perlu memberikan bantuan kepada pengusaha, beri tunjangan cash flow ringan misalnya pajak. Itu sudah diberikan," kata Hadi dalam diskusi dengan CNBC Indonesia TV, Selasa (28/4/2020).


Selain itu, dia juga menganjurkan agar perusahaan yang terdampak melakukan restrukturisasi pinjaman ke perbankan jika kondisi cash flow sudah ketat. "Kalau perusahaan cash habis karena pendapatan kurang nanti akan jadi chaos," imbuh dia.

Dengan kondisi likuiditas yang baik ini, Hadi mengatakan banyak bisnis akan bisa bertahan di tengah kondisi saat ini tak hanya hingga Juni namun bisa sampai akhir 2020 atau bahkan hingga tahun depan.

Di masa sulit saat ini, Hadi mengakui Triputra banyak melakukan review kembali atas rencana bisnis yang akan dilakukan. Triputra banyak menunda ekspansi bisnis, terkecuali di bisnis yang berbasis online seperti bisnis kurir logistik Anteraja dan Kedai Sayur.

"Yang lain kami hold, tunggu market-nya seperti apa terutama manufacturing," tegasnya.


Namun kendati bisnis tertekan, pihaknya menegaskan tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) di tengah gelombang PHK yang memang terjadi di tengah dampak pandemi virus corona.

"Jadi sampai saat ini juga dibicarakan dengan shareholder kami berusaha untuk tidak melakukan PHK," kata Hadi.

Dia mengakui terjadi penurunan kinerja pada perusahaan-perusahaan Grup Triputra ini. Bahkan, akibat pandemi ini diperkirakan akan terjadi penurunan kinerja secara grup hingga 20%-30% di tahun ini. Bisnis yang paling besar terdampak Covid-19 ini adalah bisnis manufaktur, ritel, kopi dan lelang mobil.

Sementara itu, bisnis tahun ini masih akan ditopang oleh kinerja dari anak usaha agribisnis lainnya di luar bisnis kopi dan pertambangan batu bara meski harga jual batu bara masih dalam tren penurunan.

"Secara grup secara revenue turun sekitar 20-30% demikian juga profit mesti dihitung ulang. Jadi bisnis yang masih bagus tidak bisa kompensasi secara keseluruhan," tambah dia.

[Gambas:Video CNBC]


(tas/tas) Next Article Bisnis Tertekan Corona, Triputra Group Tegaskan Tak Ada PHK!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular