Rupiah Style! Dari Terburuk kini Juara 3 (Lagi) di Asia

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
27 April 2020 16:15
mata uang rupiah dolar dollar Bank Mandiri
Foto: Ilustrasi Rupiah dan Dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah sekali lagi menunjukkan keperkasaan di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (27/4/2020). Rupiah menghabiskan mayoritas perdagangan hari ini di zona merah, bahkan menjadi yang terburuk di Asia sejak pagi hingga siang hari.

Tetapi di menit-menit akhir, rupiah memangkas pelemahan hingga berbalik menguat bahkan menjadi juara alias yang terbaik ketiga di Asia. Style alias gaya khas rupiah dalam mengarungi perdagangan selalu seperti itu dalam tiga hari perdagangan beruntun pekan lalu, plus hari ini. Bahkan jika melihat jauh ke belakang, pergerakan seperti itu sering kali terjadi, rupiah style!

Begitu perdagangan hari ini dibuka, rupiah langsung melemah 0,36% di Rp 15.405/US$. Depresiasi rupiah semakin membengkak hingga 0,52% Rp 15.430/US$. Level tersebut menjadi yang terlemah bagi rupiah hari ini, dan di sisa perdagangan terus bergerak di atas Rp 15.400/US$.

Baru di 5 menit sebelum perdagangan Indonesia ditutup rupiah memangkas pelemahan hingga berbalik menguat 0,26% di Rp 15.310/US$ di pasar spot melansir data Refintiv.

Dengan penguatan tersebut, hingga pukul 15:05 WIB, rupiah hanya kalah dari dolar Singapura dan won Korea Selatan yang menguat 0,35% dan 0,3%. Tetapi posisi tersebut bisa saja berubah mengingat perdagangan di kedua negara tersebut dan negara lainnya belum berakhir.

Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia.



Dengan penguatan hari ini, rupiah melanjutkan catatan impresif hat-trick alias menguat tiga pekan beruntun melawan dolar AS. Selain itu sepanjang bulan April rupiah sudah menguat 6.07%.

Tanda-tanda penguatan rupiah sebenarnya sudah terlihat sejak pagi. Hampir semua mata uang utama Asia menguat melawan dolar AS, yang artinya sentimen pelaku pasar sedang bagus. Hanya rupiah yang melemah cukup dalam.

Hal itu menjadi indikasi pelemahan rupiah bersifat koreksi akibat penguatan tajamnya di bulan ini.



Selain itu kurs di pasar non-deliverable forward (NDF) sejak pagi hingga sebelum penutupan perdagangan terus menguat.

NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Pasar NDF tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.



Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Siang ini, kurs rupiah di pasar NDF terus menunjukkan penguatan. Itu artinya investor asing melihat ke depannya rupiah akan kembali menguat.

Sentimen positif hari ini datang dari bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) yang hari ini mengumumkan akan melakukan program pembelian aset (quantitative easing/QE) dengan nilai tak terbatas guna meredam dampak penyebaran penyakit virus corona (COVID-19) ke perekonomian.

Kebijakan tersebut sama dengan bank sentral AS (The Fed) yang juga melakukan QE dengan nilai tanpa batas. Sentimen pelaku pasar pun menjadi terangkat. 


[Gambas:Video CNBC]



Selain itu sentimen positif juga datang dari rencana pelonggaran lockdown di negara-negara Barat. Italia, Spanyol, Jerman, Belanda, sudah mengumumkan waktu pelonggaran lockdown di awal Mei, kemudian Inggris juga akan menyusul.

AS tidak mau ketinggalan, Gubernur New York, Andrew Cuomo, pada hari Minggu kemarin mengatakan New York akan dibuka dalam beberapa fase setelah Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit (CDC) melaporkan jumlah pasien rawat inap sudah menurun dalam 14 hari terakhir.

Selain itu, Presiden AS Donald Trump pada Jumat waktu setempat menandatangani paket stimulus baru senilai US$ 484 miliar. Sebesar US$ 370 miliar dari paket tersebut akan diberikan kepada UMKM, kemudian US$ 75 miliar untuk membantu rumah sakit yang berjuang melawan pandemi, dan US$ 25 miliar untuk memperluas tes COVID-19.

Paket stimulus fiskal tersebut menjadi yang ke-empat digelontorkan pemerintah AS, termasuk yang stimulus jumbo US$ 2 triliun yang digelontorkan sebelumnya. Total stimulus yang digelontorkan oleh pemerintah AS nyaris US$ 3 triliun.

Pasar Asia dan pasar keuangan dalam negeri belum sempat merespon stimulus baru tersebut, sehingga baru akan direspon di awal pekan ini.



Presiden Trump juga memberikan kabar bagus lainnya, kali ini khusus untuk Indonesia. Presiden Trump dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sepakat untuk meningkatkan kerja sama untuk penanganan wabah COVID-19.

Adapun kesepakatan ini dilakukan saat Jokowi melakukan pembicaraan melalui sambungan telepon dengan Trump Jumat, 24 April 2020 pukul 20.00 WIB dari Istana Kepresidenan Bogor.



Dalam keterangan Biro Pers, Sabtu (25/4/2020) isi pembicaraan tersebut, kedua kepala negara bertukar pikiran mengenai penanganan Covid-19. Salah satunya mengatasi kekurangan alat kesehatan dan alat perlindungan bagi tenaga medis, seperti ventilator, APD dan masker, sebagaimana dialami oleh semua negara.

Mengenai ventilator, Trump menjelaskan mengenai upaya pembuatan ventilator di negaranya dan menyampaikan akan mengirim ke Indonesia apabila sudah siap. Kerjasama ini akan ditindaklanjuti oleh tim masing-masing negara.

Banyaknya sentimen positif dari eksternal, serta penguatan kurs NDF, akhirnya kembali membuat rupiah menguat dengan gaya khasnya, membalikkan keadaan di menit-menit akhir, rupiah style!


TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular