
Corona Tak Kunjung Musnah, Bursa Asia Kompak Melemah

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia pada perdagangan Jumat ini (24/4/2020) melemah setelah para analis memperingatkan bahwa ekonomi global akan membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih dari hantaman pandemi virus corona (Covid-19).
Sentimen negatif ini muncul setelah sebuah laporan dari Financial Times (FT) yang menunjukkan bahwa obat antivirus eksperimental untuk virus corona yang dikembangkan oleh Gilead Sciences gagal dalam uji klinis pertama.
Sensitivitas pasar terhadap berita terkait pengobatan virus corona mencerminkan keputusasaan investor terhadap indikasi kapan ekonomi global mungkin dapat mulai kembali normal.
Data perdagangan mencatat, bursa saham di China daratan ditutup turun, dengan indeks Shanghai Composite anjlok 1,06% menjadi 2.808,53, sedangkan Shenzhen merosot 1,48% di level 1.736,93. Sementara pasar saham di Hong Kong, indeks Hang Seng ambles 0,61% ke 23.831,33 pada penutupan perdagangan.
Pasar saham Jepang berakhir di zona merah dan membukukan penurunan mingguan pertama dari 3 minggu perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan akhir pekan ini (24/4/2020) indeks Nikkei 225 turun 167,44 poin atau 0,86% menjadi 19.262, sedangkan indeks Topix ambles 0,33% menjadi 1.421,29.
Saham-saham pendorong penurunan indeks Nikkei 225 di antaranya saham Tokyo Electron turun 3,1%, Disco Corp anjlok 4,9%, sementara saham Canon melemah 1,3%.
Dari kawasan Asia lainnya, bursa saham Korea Selatan indeks Kospi juga di tutup turun 1,34% pada 1.889,01, sementara indeks Kosdaq menyelesaikan hari perdagangannya tergelincir 1,68% pada 632,96.
Sementara pasar saham di Australia menguat karena harga komoditas yang lebih tinggi membantu mengangkat saham perusahaan energi dan material. Indeks acuan (benchmark) S&P/ASX 200 naik 25,50 poin atau 0,49% menjadi 5.242,60. Saham Beach Energy and Oil Search naik lebih dari 4%, sedangkan saham BHP dan Rio Tinto masing-masing naik 2,7% dan 1,5%.
Dari bursa saham Tanah Air, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membukukan penurunan 97,49 poin atau 2,12% ke level 4.496,06, dengan catatan nilai transaksi sebesar Rp 6,23 triliun. Saham-saham yang mengalami penurunan sebanyak 276 saham, sementara yang naik 111 saham dan stagnan 136.
Sentimen negatif belum berakhir ketika pandemi virus corona terus menyebar secara global, dengan lebih dari 2,7 juta orang terinfeksi di seluruh dunia dan setidaknya menelan 190.303 korban jiwa, menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins.
Sementara itu, Hugh Young, direktur pelaksana untuk wilayah Asia Pasifik di Aberdeen Standard Investments, memperingatkan bahwa pasar "belum memperhitungkan risiko [saat ini] secara akurat," katanya dilansir CNBC International.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har) Next Article Bursa Saham Asia Berguguran, Hanya IHSG yang Hijau!