Realistis! Realisasi IPO Tahun Ini Bakal Lebih Rendah

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
24 April 2020 14:31
Bursa efek Indonesia
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) memperkirakan jumlah perusahaan tercatat pada tahun ini melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) akan lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya.

Pandemi virus corona (Covid-19) menyebabkan tekanan di pasar saham, terlihat dari terkoreksinya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 26,43% sejak awal tahun hingga 17 April 2020. Alhasil, kondisi ini dapat menyebabkan korporasi menahan diri melangsungkan penawaran umum perdana saham.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menyatakan, sudah ada tiga perusahaan yang menyatakan mundur IPO, kendati ia tidak merinci lebih jauh sektor perusahaan tersebut.


"Kita tentu harus realistis melihat kondisi yang ada. Pipeline yang masih ada kita upayakan semuanya tercatat. Jumlah total tentunya tidak akan seperti tahun 2018, karena kondisi seperti ini," kata Nyoman, dalam paparan virtual, Jumat (24/4/2020).

Pada tahun 2018, jumlah pencatatan efek baru di BEI mencapai 57 perusahaan tercatat, kemudian 55 emiten baru setahun setelahnya.

BEI mengantongi di dalam daftar pipeline sebanyak 18 perusahaan siap untuk penerbitan saham baru. Bila dijumlahkah dengan realisasi perusahaan tercatat sepanjang tahun 2020 yang telah mencapai 26 perusahaan, maka sejauh ini jumlah perusahaan yang bisa tercatat bisa mencapai 44 perusahaan hingga akhir tahun.

Dari jumlah ini, kata Nyoman, belum ada dari perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Kebanyakan emiten BUMN menghimpun pendanaan melalui penerbitan obligasi korporasi seperti PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Pegadaian hingga PT Pelindo.

Akan tetapi, kata Nyoman, jumlah perusahaan tercatat di Indonesia termasuk paling tinggi di Asia Tenggara.

Mengacu riset yang dipublikasikan Ernst and Young bertajuk Global IPO trends: Q1 2020 menunjukkan, hingga triwulan pertama, ada 18 perusahaan tercatat di Indonesia, naik 157% dari kuartal pertama tahun sebelumnya.

Negara kedua dengan IPO terbanyak selanjutnya adalah Malaysia, dengan 6 perusahaan tercatat. Singapura 5 perusahaan tercatat dan Thailand baru 2 perusahaan tercatat. Di Filipina, Maladewa dan Vietnam bahkan masih nol perusaahaan tercatat pada tiga bulan pertama tahun ini.


[Gambas:Video CNBC]


(tas/tas) Next Article Sepi IPO Jumbo di Awal Tahun, Ternyata Ini Alasannya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular