
Sejak Awal Tahun, Asing Jual Rp 159 T Aset di Pasar RI
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
24 April 2020 14:11

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) melaporkan perkembangan pasar keuangan terkini. Investor masih masih cenderung melepas aset-aset di pasar keuangan Indonesia.
Mengutip keterangan tertulis BI yang dirilis Jumat (24/2/2020), premi risiko surat utang Indonesia berdenominasi dolar Amerika Serikat (AS) bergerak naik. Ini ditunjukkan dengan besaran Credit Default Swap (CDS) tenor lima tahun yang naik menjadi 210,59 basis poin (bps) per 23 April 2020 dari 191,23 bps pada 17 April 2020. Kenaikan CDS disebut akibat kekhawatiran pasar terhadap risiko resesi ekonomi global.
Sementara di dalam negeri, BI mencatat investor asing lebih banyak menjual ketimbang membeli aset-aset di pasar keuangan. Selama periode 20-23 April 2020, investor asing membukukan jual bersih (net sell) Rp 0,18 triliun berdasarkan data transaksi.
Di pasar saham, investor asing mencatatkan net sell Rp 1,58 triliun. Ini membuat beli bersih (net buy) di pasar obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 1,4 triliun tidak bisa menutup.
Sementara berdasarkan data setelmen 20-23 April 2020, non-residen di pasar keuangan domestik jual neto Rp 2,95 triliun. Selama 2020, tercatat jual neto Rp 159,38 triliun.
"BI akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran COVID-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan," sebut keterangan BI.
(aji/aji) Next Article Jelang Rilis Data Inflasi AS, Bursa Eropa Tetap Tegar
Mengutip keterangan tertulis BI yang dirilis Jumat (24/2/2020), premi risiko surat utang Indonesia berdenominasi dolar Amerika Serikat (AS) bergerak naik. Ini ditunjukkan dengan besaran Credit Default Swap (CDS) tenor lima tahun yang naik menjadi 210,59 basis poin (bps) per 23 April 2020 dari 191,23 bps pada 17 April 2020. Kenaikan CDS disebut akibat kekhawatiran pasar terhadap risiko resesi ekonomi global.
Sementara di dalam negeri, BI mencatat investor asing lebih banyak menjual ketimbang membeli aset-aset di pasar keuangan. Selama periode 20-23 April 2020, investor asing membukukan jual bersih (net sell) Rp 0,18 triliun berdasarkan data transaksi.
Sementara berdasarkan data setelmen 20-23 April 2020, non-residen di pasar keuangan domestik jual neto Rp 2,95 triliun. Selama 2020, tercatat jual neto Rp 159,38 triliun.
"BI akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran COVID-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan," sebut keterangan BI.
(aji/aji) Next Article Jelang Rilis Data Inflasi AS, Bursa Eropa Tetap Tegar
Most Popular