Permintaan Loyo, Begini Siasat Produsen Semen Bertahan

Monica Wareza, CNBC Indonesia
23 April 2020 14:30
Produksi semen nasional saat ini sudah mencapai 110 juta ton per tahun. Sementara, jumlah konsumsi semen dalam negeri pada tahun ini diperkirakan mencapai 70-75 juta ton.
Foto: Ilustrasi Pekerja menaikkan semen ke kapal di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara, Kamis (20/9). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Permintaan semen nasional drop karena banyak proyek konstruksi infrastruktur maupun properti yang terhenti akibat pandemi virus corona (covid-19). yang terjadi saat ini. Ini membuat produsen semen domestik bersiasat dan melakukan antisipasi jika penunurunan permintaan makin dalam. 

Pada produsen semen dalam negeri menilai, satu-satunya langkah yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan melakukan efisiensi untuk menjaga kondisi keuangan perusahaan.

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) menyebutkan perusahaan sejak awal sudah bersiap dengan kondisi penurunan tingkat permintaan saat ini. Bahkan, perusahaan telah melakukan efisiensi sejak untuk menjaga kondisi keuangan perusahaan.

"Terkait dengan industri kami, tentunya terjadi efek domino dimana jumlah permintaan berkurang. Sejak awal tahun kami sudah melakukan antisipasi sejak dini dimana program efisiensi di operasional kami jalankan serta juga focus di home market," kata Antonius Marcos, Corporate Secretary Indocement kepada CNBC Indonesia, Kamis (23/4/2020).

Lebih lanjut, dia menjelaskan saat ini perusahaan telah berada dalam kondisi zero debt sehingga sanggup untuk menghadapi kondisi sulit seperti saat ini.

Sejalan dengan itu, produsen semen pelat merah PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) yang merupakan bagian dari grup PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) menyebutkan telah melakukan upaya efisiensi internal perusahaan.

Direktur Perusahaan Agung Wiharto mengatakan perusahaan telah mengurangi jumlah jam kerja sehingga tak lagi terjadi lembur. Sistem bekerja juga didesain menjadi shift untuk memastikan operasional tetap berjalan.

"Pabrik masih jalan karena tidak mungkin dihentikan, karena justru akan lebih sulit lagi nanti kalau pabrik berhenti. Tapi operasionalnya minimum," kata dia, kemarin Rabu (22/4/2020).

Dengan kondisi saat ini perusahaan masih belum dapat memastikan dampaknya terhadap keuangan perusahaan, lantaran masih memantau perkembangan penyebaran Covid-19 dan pembatasan sosial yang diberlakukan.

"Kami belum bisa diperkirakan karena ini dinamis. Kebetulan kalau semen memang selalu turun di kuartal pertama, jadi itu kita harapkan sebelum lebaran atau setelah selesai lebaran bisa kembali normal kayak tahun biasanya. Meski kita juga mitigas sampai worst scenario," terang dia.


[Gambas:Video CNBC]




(hps/hps) Next Article Diserbu Pemain China, Pabrik Semen Lokal Teriak Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular