
Tertekan Saat Pembukaan, IHSG Sesi II Bisa Bertahan Hijau

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari Rabu ini (22/4/2020) menguat 0,55% ke level 4.526,67 di tengah kabar industri farmasi Tanah Air yang sedang berupaya untuk mengembangkan obat antivirus corona .
Sebelumnya pada awal perdagangan, IHSG sempat terseok-seok di zona merah ke level terendah harian di 4.441,09, mengikuti jejak langkah bursa saham Asia lainnya, menindaklanjuti kejatuhan harga minyak mentah dunia acuan Amerika Serikat (AS) West Texas Intermediate.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada sesi I nilai transaksi tercatat Rp 4,39 triliun dengan jual bersih (net sell) asing sebesar Rp 154,81 miliar di pasar reguler dan negosiasi.
Saham-saham yang menjadi pendorong kenaikan IHSG di antaranya saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) (20,20%), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) (11,02%), PT Indofarma Tbk (INAF) (7,69%), sedangkan PT Soechi Lines Tbk (SOCI) (6,72%) dan PT Kimia Farma Tbk (KAEF) (6,22%).
Apresiasi IHSG terjadi di tengah berita bahwa Indonesia terus berupaya untuk memerangi Covid-19 dengan berbagai cara. Di sektor kesehatan sendiri lembaga biologi molekuler Eijkman dikabarkan menggandeng Palang Merah Indonesia (PMI) untuk mengembangkan obat berupa antibodi dari pasien COVID-19 yang telah sembuh.
Di sisi lain, industri farmasi Tanah Air juga terus berupaya untuk mengembangkan obat antivirus corona dan tak mau kalah dengan perusahaan farmasi global. Kabar terbaru menyebutkan emiten distributor alat kesehatan PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) menyatakan kesiapannya untuk memasok Avimac, obat yang dinilai dapat menangkal virus corona.
Sementara itu, emiten farmasi domestik yakni PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) juga dikabarkan tengah memproduksi obat COVID-19 dan bermitra dengan perusahaan farmasi asing.
Pada perdagangan sesi II diperkirakan IHSG masih cenderung terkoreksi sedikit sebelum bergerak rebound setelah melewati area 20% dari indikator stochastic dan menyambut kabar baik seputar obat corona.
Simak analisis teknikal di bawah ini.
![]() |
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan indikator Moving Average periode 5 (MA-5) yang artinya pergerakan berdasarkan 5 bar atau batang sebelumnya secara nilai rata-rata harga penutupan per bar, grafik mencoba melewati garis MA-5 cenderung untuk rebound.
Saat ini mencoba bergerak ke area 38,2% Fibonacci di 4.842,57, sedangkan untuk merubah bias menjadi turun (bearish) kembali perlu melewati area 23,6% Fibonacci di 4.486,80.
Sementara indikator Stochastic melalui metode penentuan area titik jenuh jual (oversold) di 20% dan area titik jenuh beli (overbought) di 80%, dengan garis MA mencoba menembus area 20% memberi sinyal oversold kecenderungan untuk bergerak turun terlebih dahulu menuju area 20% sebelum rebound.
Secara keseluruhan, dari fundamental yang masih negatif dengan turunnya busa saham Asia lainnya akibat pandemi Covid-19 dikombinasikan dengan teknikal yang juga masih sedikit koreksi. Maka pergerakan IHSG selanjutnya diprediksi masih terkoreksi terbatas sebelum rebound.
Perlu melewati (break) salah satu level Fibonacci Retracement, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har) Next Article Jadi 'Korban' Corona, IHSG Ambles 6,9%, Asing Masih Kabur!