Polling Harga Emas Dunia, Berapa Harganya di Akhir Tahun Ini?

Haryanto & Tirta Widi Gilang Citradi, CNBC Indonesia
22 April 2020 06:36
Emas Antam (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia pada perdagangan Selasa pagi kemarin (21/4/2020) melorot karena dilibas dolar AS alias greenback yang menguat terhadap mata uang utama dunia lainnya. Padahal pada Senin malam, harga emas dunia sempat reli karena kejatuhan harga minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI).

Pada perdagangan Senin, harga emas global di pasar spot mencoba merangkak naik lebih dari 1% saat harga minyak mentah kontrak berjangka pengiriman Mei acuan Negeri Paman Sam yakni WTI anjlok lebih dari 100% dan berada di zona negatif.

"Harga emas naik karena berbagai stimulus moneter yang digelontorkan olah bank sentral global serta kejatuhan harga minyak yang semakin mengingatkan kita bahwa periode pemulihan ekonomi masih terlihat jauh" kata Edward Moya, analis senior di Broker OANDA, sebagaimana diberitakan Reuters.

"Susah rasanya membayangkan aset-aset berisiko untuk bersinar pada pekan ini, dan sentimen ini akan menjadi support [batas bawah] untuk harga emas. Jika harga emas berhasil kembali naik ke US$ 1.700 maka bukan tak mungkin harga emas bisa menuju level selanjutnya di US$ 1.800," tambahnya.


Polling
Kelonggaran moneter yang diterapkan bank sentral global telah memicu turunnya imbal hasil obligasi dan kemungkinan terjadinya inflasi.

Ketika obligasi tak menawarkan imbal hasil yang menarik serta nilai dari aset akan tergerus akibat inflasi, investor akan cenderung lari ke emas. Hal ini memberikan ruang yang leluasa untuk harga emas kembali meningkat.

Namun yang terjadi pada Selasa pagi Kemarin adalah sebaliknya. Pada 09.35 WIB, Selasa, harga emas dunia spot turun 0,35% ke level US$ 1.687,67/troy ons.

Mengacu data Kitco, harga emas spot juga masih turun 1,06% di level US$ 1.677/troy ons pada Selasa malam waktu Indonesia, pukul 23.00 WIB. Sementara, berdasarkan data CNBC International, tadi malam, harga emas berjangka (
futures) untuk pengiriman Juni di bursa COMEX melemah 1,07% di level US$ 1.692/troy ons.

Secara year to date harga emas dunia di pasar berjangka sudah melesat 29,12%, dengan harga futures tertinggi US$ 1.718/troy ons secara harian.

Terkoreksinya harga emas tak lepas dari penguatan dolar AS. Penguatan dolar AS tercermin dari kenaikan indeks dolar yang mengukur mata uang greenback di hadapan enam mata uang lain. Selasa pagi, indeks dolar menguat 0,18% dan memantapkan posisinya di 100,132.


Namun di sisi lain, berdasarkan polling yang dihimpun Reuters dari 37 analis dan trader, rata-rata harga emas untuk tahun 2020 dan 2021 akan berada di level yang lebih rendah dari harga tertingginya sekarang.

Pada 2020 harga rata-rata logam mulia diperkirakan mencapai US$ 1.639/troy ons. Sementara untuk harga rata-rata pada 2021 diperkirakan berada di US$ 1.655/troy ons. Sekedar mengingatkan ini adalah harga rata-rata, bukan berarti harga emas tak bisa naik tinggi lagi.

Emas ditransaksikan dalam mata uang dolar, sehingga penguatan dolar membuat harga emas yang sudah mahal makin mahal terutama untuk pemegang mata uang lainnya. Sehingga berpotensi menggerus harga emas.

Beberapa analis bahkan memperkirakan harga emas bisa terbang tinggi seperti pada 2011 yang sempat mencapai US$ 1.920,3/troy ons. 

[Gambas:Video CNBC]

Harga emas logam mulia acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada Selasa kemarin (21/4/2020) naik 0,81% sebesar Rp 7.000 menjadi Rp 875.000/gram, dari harga hari sebelumnya Rp 868.000/gram.

Berdasarkan pencatatan data harga Logam Mulia di gerai Jakarta Gedung Antam di situs logammulia milik Antam, Selasa kemarin, harga tiap gram emas Antam ukuran 100 gram menguat 0,81% berada di Rp 87,5 juta dari harga kemarin Rp 86,8 juta per batang.

Emas Antam kepingan 100 gram lumrah dijadikan acuan transaksi emas secara umum, tidak hanya emas Antam. Harga emas Antam di gerai penjualan lain bisa berbeda.

Adapun khusus harga 1 gram emas Antam juga naik Rp 7.000 menjadi Rp 924.000/gram.

Penguatan harga emas Antam seiring dengan harga emas dunia di pasar spot yang ditutup naik 0,5% pada US$ 1.691,88/troy ons, setelah menyentuh level terendah di US$ 1.670,55 di awal perdagangan. Sementara harga emas kontrak berjangka AS untuk bulan Juni naik 0,7% menjadi US$ 1.709,90, dilansir CNBC International.

Penguatan harga emas dunia terjadi di tengah anjloknya pasar saham karena harga minyak mentah AS jatuh setelah mengalami kelebihan pasokan dan kurangnya fasilitas penyimpanan di tengah kekhawatiran hantaman ekonomi akibat pandemi virus corona.

"Ada sedikit aksi jual sebelumnya [atas emas] dan jadi ada sedikit rebound teknis," kata Kepala Strategi Komoditas di TD Securities Bart Melek kepada CNBC International.

"Prospek harga emas tetap positif untuk jangka menengah, ditopang ketidakpastian ekonomi yang tinggi dan upaya pemerintah global [mengatasinya], dan neraca bank sentral yang meningkat secara besar-besaran." kata Tai Wong, Kepala Perdagangan Derivatif Logam Dasar dan Logam Mulia di BMO.

Di sisi lain, harga beli kembali (buyback) emas Antam, Selasa kemarin, juga naik 0,86% atau Rp 7.000 ditetapkan pada Rp 823.000/gram, dari posisi kemarin Rp 816.000/gram. Harga itu menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat ingin menjual kembali investasi tersebut.


[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular