
Deutsche Sekuritas Resmi Cabut dari Bursa RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi mencabut Surat Persetujuan Anggota Bursa (SPAB) dari PT Deutsche Sekuritas Indonesia yang berlaku sejak 17 April 2020.
"Pencabutan Keanggotaan Bursa didasarkan atas Permintaan PT Deutsche Sekuritas Indonesia berdasarkan ketentuan III.1.1 Peraturan Bursa Nomor III-G tentang Suspensi dan Pencabutan Persetujuan Keanggotaan Bursa," tulis pengumuman BEI, dikutip Selasa (21/4/2020).
Surat pencabutan SPAB tersebut diteken dua direksi BEI yakni Kristian S. Manullang dan Laksono W Widodo.
Deutsche Securitas mendapatkan SPAB bernomor 236/JATS/BEJ.ANG/12-2024, tangga 9 Desember 2004 dengan kode perdagangan DB dan nomor registrasi 239.
Pada Juli tahun lalu, Deutsche mengajukan rencana pengunduran diri sebagai salah satu Anggota Bursa (AB). Pengunduran diri ini sejalan dengan langkah restrukturisasi masal yang dilakukan oleh induk usahanya Deutsche Bank Group.
"Mereka kasih tahu ke bursa minggu ini, hari Senin langsung disampaikan. Mereka kasih tahu kalau beritanya benar, secara institusi ada restrukturisasi dan Indonesia akan terpengaruh. Tapi kapannya belum tahu," kata Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo kepada CNBC Indonesia, Kamis (11/7/2019).
Dengan selesainya proses ini, maka kursi AB milik Deutsche dikembalikan kepada bursa dan memperoleh pengembalian sesuai dengan harga nominalnya. Adapun kursi AB tersebut bisa dijual atau dilelang kepada pihak lain atau sekuritas lain yang ingin menjadi anggota bursa (pemegang saham BEI).
Sebelumnya Deutsche Sekuritas yang dipimpin oleh Modestus Reggy Melhen Susanto, mantan jurnalis The Jakarta Post dan bekas analis Panin Sekuritas dan Macquire Group ini mencatat deretan pemegang saham perusahaan yakni DB International (Asia) Limited 14%, Elisabeth Tanzil 1%, dan Deutsche Asia Securities Pte Ltd 85%.
Cabutnya sekuritas ini dari Indonesia sejalan dengan langkah restrukturisasi besar-besaran yang dilakukan oleh Deutsche Bank AG. Bank asal Jerman ini memutuskan untuk menghentikan bisnis trading saham dan memangkas 18.000 karyawannya sampai dengan 2022 nanti.
Hal itu dilakukan lantaran bank ini terus mengalami kerugian menahun dan memutuskan untuk merampingkan bisnisnya dan hanya berfokus untuk fokus melayani perusahaan di Eropa dan nasabah ritel.
(tas/hps) Next Article 3 Sekuritas Asing Hengkang, Berapa Nilai Transaksi Tergerus?
