Dow Futures Merah, Awas Wall Street Dibuka Anjlok!

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
21 April 2020 19:36
Trader Peter Tuchman works on the floor of the New York Stock Exchange, (NYSE) in New York, U.S., April 27, 2018. REUTERS/Brendan McDermid
Foto: REUTERS/Brendan McDermid

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks saham Amerika Serikat (AS) melemah, mengindikasikan koreksi hingga 600 poin pada pembukaan perdagangan Selasa (21/4/2020).

Kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average tercatat anjlok 550 poin, mengimplikasikan indeks acuan bursa Negara Adidaya tersebut bakal terkoreksi lebih dari 600 poin. Kontrak berjangka S&P 500 dan Nasdaq juga melemah.

Pasar memantau harga minyak yang bergerak gila-gilaan pada Senin setelah permintaan dunia anjlok akibat kebijakan pembatasan sosial (lockdown) yang diterapkan di berbagai negara, sementara kapasitas penampung minyak dikhawatirkan kian terbatas.

Harga kontrak berjangka (futures) minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) pengiriman Mei anjlok di bawah nol untuk pertama kali pada Senin. Terakhir, harga kontrak WTI tercatat negatif yang berarti produsen akan membayar siapapun untuk membawa produk mereka.

Kontrak tersebut jatuh tempo hari ini, sehingga pemegang kontrak bakal menerima barang yang telah dibeli lewat transaksi berjangka itu. Di tengah permintaan minyak yang anjlok, para investor di bursa berjangka (terutama pemilik kilang) pun berebut melepas kontrak tersebut.

Di tengah permintaan yang anjlok, para pembeli minyak mentah bakal menanggung beban penyimpanan (untuk pengepul) atau beban pengolahan (untuk pemilik kilang) dan merugi karena minyak yang dimilikinya itu bakal teronggok percuma di pasar fisik.

Kontrak futures minyak WTI untuk pengiriman Juni yang semula naik 3,23% menjadi US$ 21,09 per barel pada pagi, sore ini juga tertekan hingga 20% menjadi US$ 16,44 per barel. Di sisi lain, kontrak berjangka minyak jenis Brent, tertekan 0,9% menjadi US$ 25,34 per barel.

Tidak heran, saham emiten migas seperti Exxon anjlok 4% di sesi pra pembukaan. Saham lain juga ikut tertekan seperti IBM (-3,7%), menyusul penurunan pendapatan kuartal I-2020 sebesar 3,4%.

"Volatilitas pasar masih intens, dengan perubahan sedikit di nada pemberitaan berujung pada perubahan sentimen investor secara dramatis," tutur Mark Hackett, Kepala Riset Investasi Nationwide. 

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Dikerubuti Kabar Bagus, Wall Street Berpeluang Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular