Simak! Jepang Kembali Beberkan Suramnya Ekonomi Dunia

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
20 April 2020 15:11
Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe (Tomohiro Ohsumi/Pool Photo via AP)
Foto: Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe (Tomohiro Ohsumi/Pool Photo via AP)
Berbeda dengan China, Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, baru menetapkan keadaan darurat nasional virus corona pada Selasa (7/4/2020) lalu, dan akan berlangsung selama 1 bulan. Saat itu, Abe mengumumkan kondisi darurat di Tokyo dan 6 prefektur lainnya, tetapi pada pekan lalu ditetapkan lagi menjadi seluruh Jepang. 

Sebelum Jepang, AS juga sudah menerapkan kebijakan social distancing di beberapa negara bagian yang menyebabkan penurunan aktivitas ekonomi yang tajam. Sayangnya, AS juga merupakan mitra dagang utama Jepang, dan ekspor di bulan Maret ke Negeri Paman Sam merosot 16,5% YoY. Penurunan tersebut merupakan yang terbesar sejak April 2011. 

Tidak hanya AS, Eropa juga menerapkan kebijakan karantina wilayah (lockdown) yang membuat ekspor Jepang ke Benua Biru merosot 11,1%. 
Jepang merupakan negara yang mengandalkan ekspor, dari total produk domestic bruto (PDB) ekspor berkontribusi sekitar 17%. 

Anjloknya ekspor tentunya bisa menyeret turun PDB, dan kondisi ini diprediksi masih akan berlanjut dalam beberapa bulan ke depan. 



"Dampak virus corona masih akan terlihat di bulan April dan bulan-bulan berikutnya, sehingga aktivitas ekonomi belum akan normal kembali. Hal tersebut akan membuat volume perdagangan berkontraksi secara global" kata Takeshi Minami, kepala ekonom di Norinchukin Research Institute, sebagaimana dilansir Reuters. 

Berdasarkan laporan Nasdaq News, di tahun 2019, PDB Jepang berkontribusi sebesar 6% dari total PDB global, kemudian China 16,38%, dan Amerika Serikat sekitar 25%. Jadi ketika tiga raksasa ekonomi tersebut lesu, maka pelambatan ekonomi global akan sangat terasa. 

Apalagi saat ini ketiganya tidak sedang lesu, tetapi mandeg nyaris tanpa aktivitas ekonomi. Bahkan di negara-negara lain juga mengalami hal yang sama akibat pandemi Covid-19. Dampaknya, resesi global tak akan terhindarkan di tahun ini. 

Meski demikian, ketika pandemi Covid-19 berhasil dihentikan perekonomian global akan segera bangkit kembali.

Jepang Kembali Berikan Gambaran Suramnya Ekonomi Global Foto: Dana Moneter Internasional


China sudah membuktikan hal tersebut, sektor manufakturnya kembali berekspansi di bulan Maret. Proyeksi IMF juga menunjukkan di tahun 2021, perekonomian akan melesat, ekonomi AS diprediksi tumbuh 4,7%, China 9,2%, dan Jepang 3%, dengan perekonomian global diramal tumbuh 5,8%. 


TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]



(pap/pap)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular