
Akankah Gojek Tambah Saham di Blue Bird?

Jakarta, CNBC Indonesia - Manajemen perusahaan penyedia layanan transportasi PT Blue Bird Tbk (BIRD) menyebut pihaknya tetap membuka diri untuk masuknya investor baru atau pemegang saham eksisting untuk menambah kepemilikannya di perusahaan.
Direktur Blue Bird Adrianto Djokosoetono mengakui saat ini perusahaan tidak dalam pembicaraan dengan pihak mana pun mengenai kepemilikan saham, termasuk dengan pemegang saham barunya, Gojek untuk memperbesar porsi saham."
"Saya belum tahu kalau Gojek akan menambah kepemilikan di kami. Tetapi kami tetap buka kesempatan dan kami belum dengar dan tahu Gojek tapi kami terbuka bagi investor untuk menambah kepemilikan di kami," kata Adrianto dalam dialog dengan CNBC Indonesia TV, Senin (20/4/2020).
Terkait dengan pembelian kembali (buyback) saham, dia juga menegaskan melakukan review untuk melakukan buyback sebagai tindakan proteksi, karena untuk menghadapi skenario terburuk, pihak perseroan akan terus mengadopsi perubahan tercepat yang bisa dilakukan.
Pada 21 Februari lalu, Blue Bird mengumumkan secara resmi bahwa PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek) menjadi pemilik 4,33% saham perusahaan jasa transportasi taksi ini.
Manajemen BIRD dalam rilisnya mengatakan pembelian saham tersebut merupakan kelanjutan kolaborasi kedua perusahaan. Dengan harga penjualan Rp 3.800/saham, menjadikan Gojek menjadi salah satu pemegang saham minoritas.
Adapun PT Pusaka Citra Djokosoetono masih tercatat sebagai pemegang saham pengendali BIRD dengan kepemilikan saham sebesar 31,51%.
"Kami menyambut baik ketertarikan dari Aplikasi Karya Anak Bangsa untuk melakukan investasi melalui pembelian saham BIRD," ujar Noni Purnomo, Direktur Utama Blue Bird, dalam keterbukaan tersebut, Jumat (21/2/2020).
"Bergabungnya Aplikasi Karya Anak Bangsa sebagai salah satu pemegang saham menunjukkan bahwa Blue Bird sebagai penyedia transportasi merupakan partner yang strategis bagi Aplikasi Karya Anak Bangsa. Kami juga yakin langkah ini akan semakin memperkuat kolaborasi antara kedua belah perusahaan, sekaligus mendukung usaha perusahaan untuk secara konsisten meningkatkan layanan Blue Bird terhadap konsumen."
Sebagai perbandingan, tahun lalu, BIRD mencatatkan laba bersih senilai Rp 314,56 miliar, atau turun 31,21% dari laba bersih perusahaan pada akhir 2018 yang senilai Rp 457,30 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis perusahaan, turunnya laba bersih ini salah satunya disebabkan karena penurunan pendapatan sebesar 4,05% secara year on year (YoY), dari senilai Rp 4,21 triliun per 31 Desember 2018 menjadi sebesar Rp 4,04 triliun di akhir Desember 2019.
(tas/tas) Next Article Saham Lagi Drop, Bos Blue Bird Borong Saham Lagi!